Mohon tunggu...
Yuliana. Jfr
Yuliana. Jfr Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

"Apa yang diingat atau terpuruk dalam satu titik tiada bermakna." Rumah baca juga tulis tempat menyimpan dan mengasah ide dunia tulis menulis. Bahwa dari sudut pandang seni terdapat banyak makna, yang mana menjadi salah satu bagian dari histori kehidupan. Semoga isi tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Saran dan kritik dengan senang hati diterima. Salam santun. - Yuliana. Jfr

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Nada-nada Relung Jiwa

5 Oktober 2019   22:39 Diperbarui: 5 Oktober 2019   22:41 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kehidupan mengajarkan banyak hal, terbilang kegagalan

Tidak. Ini bukan gagal yang orang kira, ini hanya soal waktu dan keteguhan manusia pada relung jiwa.

Ketika semua orang bersorak gembira, kau mungkin sedang berduka lara
Ketika kau sedang bahagia, rang-orang mungkin sedang bersendu pilu
Setiap yang kau jalani adalah menjadi pilihan bagimu
Setiap yang kau lihat adalah pilihan hidup mereka
Disaat rang-orang fokus pada mimpi dan kewajibannya
Kau mungkin sedang mencari cara untuk tetap pada pendirianmu.

Disaat rang-orang sedang berjuang mengubah mimpi jadi nyata
Kau mungkin sedang bergulat pada rencana
Setiap yang kau lalui adalah tentang cerita hidupmu
Setiap yang kau dengar adalah kisah hidup mereka.

Tatkala rang-orang berganti silih berganti menapak jejak yang baru
Kau mungkin sedang berusaha keras agar tidak berlalu
Tatkala rang-orang sudah kau anggap sampai garis finis
Kau mungkin sedang mengais kewajiban yang baru saja kau rilis.

Itu adalah kewajiban mereka, menjadi dan memberi yang terbaik pada orang yang mereka sayangi
Ini adalah kewajibanmu, memberi kewajiban untuk orang-orang yang kau sayangi
Pilihanmu adalah menjadi tanggung jawabmu
Jangan biarkan rasamu menguasai mimpimu.

Kau menyiakan apa yang membuat orang tertarik darimu, sedang mereka tak miliki itu
Kau itu, istimewa
Fana ini terlalu lena untuk kau gundah gulana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun