*Kemudian apakah usaha harus dengan pendidikan yang matang?*
Penulis mengkaitkan dua keadaan disini, ada yang sebagian orang menyekolahkan anak-anaknya untuk sekolah setinggi mungkin untuk mendaptkan pekerjaan yang bagus, dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, S1, S2 bahkan S3 yang mungkin tidak jarang disertai karir misalnya di setelah lulusan S1 sudah melamar kerja.Â
Dan sebagian lainnya ada yang orang tuanya kurang mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya sedangkan keinginan anaknya untuk mengenyam pendidikan sangat tinggi. Maka tidak sedikit diantara anak-anak tersebut harus bekerja untuk biaya sekolah, membeli buku dan biaya lainnya.
Sedari kecil sudah mandiri untuk pendidikan yang layak, ingin hidup normal sama seperti teman sebayanya terkadangpun ada yang menjadi tanggung jawab keluarga juga membantu biaya sekolah adik-adiknya.Â
Jadi penulis sendiri tidak memihak ke satu sisi, keduanya adalah karena keadaan dan itu tergantung pada diri masing-masing bagaimana kita menyikapi pilihan dan mengambil keputusan.Â
*Pendidikan Penting*
Ya, ini tetap penting.
Selain untuk meningkatkan usaha dan karir yang mumpuni, gelar dibelakang nama masih sangat dilirik oleh masayarakat sosial. Tentu juga jika memiliki usaha agar tidak salah langkah untuk melakukan segala hal.Â
*Sudah siap jadi wanita-able?*
Muslimah yang cerdas, tentu sudah menentukan pilihannya.
Ketika menjadi seorang anak ataupun seorang istri bisa membantu ekonomi keluarganya.Â
Dari penyampaian yang penulis sampaikan, ada beberapa pertanyaan yang diutarakan kepada penulis.Â
*Bagaimana Kakak mulai menjahit, dan bisa membuka usaha sendiri?*
Ya, Penulis sendiri awalnya tidak percaya diri dan bahkan minder untuk mengekspost hasil karya sendiri. Ketika disekolah dulu pernah ikut kelas bordir tapi belum menekuni kelas menjahit, akhirnya memutuskan untuk belajar otodidak, dan ikut kelas-kelas gratis jika ada yang mengadakan. Bahkan sampai sekarang masih ingin belajar karena memang belum handal seperti designer lainnya yang benar-benar menekuni bidangnya.Â
Dan memulai usaha buka butik sendiri merasa tidak yakin tapi dengan adanya dukungan dari teman-teman dengan bismillah berjalan.