Percobaan laboratorium selama 8 minggu berlokasi di Pulau Heron (sebelah selatan Great Barrier Reef, Australia) pada saat musim panas Februari-Maret 2007, menggunakan sistem 30 kolam yang diatur konsentrasi CO2 dan temperaturnya. Konsentrasi CO2 yang diatur dibagi menjadi 3 kategori, kondisi kontrol 380 ppm, kategori tinggi 520-700 ppm dan kategori sangat tinggi 1000-1300 ppm. Untuk melihat hubungan konsentrasi CO2 dan kenaikan temperatur, maka diuji coba juga untuk 2 kategori temperature yaitu 25-26oC dan 28-29 oC (mewakili puncak temperatur saat musim panas). Setiap kolam berisi 3-5 spesimen yang mewakili ekosistem terumbu karang Great Barrier Reef.
Peningkatan keasaman air laut tidak terlalu berpengaruh pada proses calcification untuk organisme Acropora dan CCA, hal ini menjadi salah satu variabel penting untuk memprediksi resiko pengasaman air laut pada ekosistem terumbu karang.
Upaya Meminimalisasi dampak Ocean Acidification
Menurut Awaluddin (2014), Pemangkasan emisi CO2 merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk memperlambat efek Ocean Acidification. Tidak mungkin untuk menaikan derajat keasaman laut dengan cara menetralkannya seperti teori netralisasi asam basa. Karena butuh berton-ton basa yang harus dilarutkan untuk mencapai pH sedikit basa yang memungkinkan organisme untuk hidup lebih baik.
Peningkatan air laut menjadi lebih asam akan mengganggu ekosistem laut. The InterAcademy Panel, 1 Juni 2009 (IAP) juga menyatakan bahwa, jika CO2 di atmosfer mencapai 550 ppm dibandingkan tingkat CO2 pra-industri sebesar 280 ppm, terumbu karang di seluruh dunia dapat hancur, maka dari itu The Royal Society melakukan pertemuan kelompok kerja teknis di london pada tanggal  6 Juli 2009  dengan hasil pertemuan adalah
- Untuk menjaga kelangsungan hidup terumbu karang, tingkat CO2Â atmosfer harus dikurangi sebesar-besarnya sehingga mencapai kurang dari 350 ppm.
- Disamping upaya mengurangi emisi CO2, untuk mencapai tingkat CO2Â yang aman ini diperlukan upaya penghilangan CO2Â dari atmosfer secara aktif.
- Pengelolaan berbasis-ekosistem terhadap tekanan-tekanan lain pada terumbu karang yang diakibatkan oleh manusia secara langsung, seperti tangkap lebih, penangkapan ikan yang merusak, pencemaran dan sedimentasi pantai, akan sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup terumbu karang yang menjadi tumpuan hidup banyak orang.
Secara singkat, hal yang harus kita pahami terkait pengasaman lautan adalah sbb:
- Aktivitas manusia salah satunya adalah aktivitas industri merupakan salah satu penyebab terbesar utama dalam pengasaman laut.
- Pengasaman laut terjadi akibat penyerapan karbon dioksida (CO2) yang semakin meningkat sehingga menaikkan konsentrasi ion H+ di laut.
- Pengasaman laut menyebabkan kerusakan terumbu karang karena ion bikarbonat yang jenuh menghambat pembentukan karang dengan mengurangi ion karbonat.
- Upaya yang harus dilakukan untuk membenahi kerusakan ini adalah dengan pengurangan emisi udara dan konservasi terumbu karang terhadap terumbu karang yang terlanjur mengalami kerusakan
Ketamakan manusia-lah yang berperan besar dalam terganggunya ekosistem laut kita, untuk itu penanganannya dimulai dari kita dan pembaca yang budiman, tulisan ini diakhiri kutipan dari tokoh terkemuka:
"Bumi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan kita semua, namun tidak cukup untuk memenuhi keinginan segelintir kecil manusia yang serakah," Mahatma Gandhi
Beberapa gambar diambil dari film "Chasing Coral"; penulis merekomendasikan film ini untuk kita tonton :-)Â