Mohon tunggu...
Ketty Amanda Putri
Ketty Amanda Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Mengangkat topik seputar kesehatan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Evaluasi Program Stunting di Indonesia: Upaya Pemerintah Mengatasi Gizi Buruk Anak

11 Juni 2024   23:32 Diperbarui: 11 Juni 2024   23:42 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar

Stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurang gizi kronis masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia. Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk mengurangi prevalensi stunting, namun evaluasi terhadap efektivitas program-program ini sangat penting untuk memastikan bahwa mereka mencapai tujuan yang diharapkan. Artikel ini akan membahas evaluasi program stunting di Indonesia dengan mengacu pada Teori Evaluasi Hasil (Outcome Evaluation Theory).

Program Stunting di Indonesia

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan dan berbagai instansi terkait, telah melaksanakan beberapa program untuk mengatasi masalah stunting. Salah satu program utama adalah Program Nasional Penanggulangan Stunting, yang melibatkan intervensi gizi, peningkatan akses ke layanan kesehatan, dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang bagi anak-anak. Program ini juga didukung oleh beberapa lembaga internasional dan NGO yang berfokus pada kesehatan anak.

Teori Evaluasi Hasil (Outcome Evaluation Theory)

Teori Evaluasi Hasil (Outcome Evaluation Theory) adalah pendekatan yang menekankan pada pengukuran hasil akhir dari suatu program, yaitu perubahan yang terjadi pada kelompok sasaran sebagai akibat dari program tersebut. Pendekatan ini digunakan untuk menilai apakah program yang dilaksanakan benar-benar memberikan dampak yang diinginkan dan bagaimana perubahan tersebut dapat dipertahankan dalam jangka panjang.

Dalam konteks program stunting di Indonesia, evaluasi hasil ini melibatkan pengukuran perubahan dalam prevalensi stunting, perbaikan status gizi anak, dan peningkatan pengetahuan serta praktik gizi di kalangan masyarakat. Data dikumpulkan melalui survei, pemantauan kesehatan rutin, dan analisis statistik untuk menilai efektivitas program.

Evaluasi Program Stunting

Evaluasi program stunting di Indonesia menunjukkan hasil yang beragam. Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan dari 30,8% pada tahun 2018 menjadi 24,4% pada tahun 2021 . Meskipun angka ini menunjukkan perbaikan, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk mencapai target WHO yaitu prevalensi stunting di bawah 20%.

Salah satu contoh evaluasi program yang menarik adalah evaluasi terhadap Program Keluarga Harapan (PKH) yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Evaluasi ini menunjukkan bahwa PKH berhasil meningkatkan akses keluarga miskin terhadap layanan kesehatan dan pendidikan, yang berkontribusi pada penurunan prevalensi stunting di kalangan anak-anak penerima manfaat .

Selain itu, evaluasi yang dilakukan oleh UNICEF terhadap Program Gizi Ibu dan Anak menunjukkan bahwa intervensi gizi yang terintegrasi dengan edukasi dan peningkatan akses ke air bersih serta sanitasi telah memberikan dampak positif terhadap status gizi anak di daerah-daerah terpencil di Indonesia .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun