Selama pandemi ini banyak banget dari kita yang punya kebiasaan baru, mulai dari belajar masak, les bahasa asing, belajar ngelukis, aktif ikut lomba- lomba online dan masih banyak lagi. Semua orang saling berlomba-lomba untuk bisa terus berkembang, bahkan dalam kondisi pandemi. Tapi, terkadang saat kita lagi semangat- semangatnya untuk mengembangkan diri, eh malah ada aja masalah yang bikin jadi down. Coba hal ini, gagal. Coba lagi hal itu, juga gagal. Bakal sedih dan kecewa besar kan?
Guys, pengembangan diri memang sangat baik. Tapi kita perlu paham bahwa saat kita memilih untuk mencoba hal baru, maka kemungkinan kita gagal itu sangat besar. Jadi, kalau mau self-development, harus diimbangi dengan self-love supaya self-developmentnya nggak jadi toxic buat diri kita.
Always remember bahwa dunia nggak berakhir karena kita belum berhasil. Makanya saat kita gagal, jangan sampai terjebak dalam 3P ini ya!
1. Personalization (menyalahkan diri sendiri)
Big no, guys! Kita memang perlu introspeksi diri atas kegagalan- kegagalan yang kita dapet, tapi berlebihan self-blaming bener-bener bisa jadi toxic buat diri kita.
Hey! Kesulitan dan kegagalan itu normal dalam hidup. Kasian dong sama diri sendiri yang udah berjuang tapi selalu aja disalahkan. Disalahkan sama diri kita sendiri pula. Please, jangan berlebihan ya?
2. Pervasiveness (perasaan gagal pada semua aspek kehidupan)
Satu, dua, tiga aspek dalam kehidupan kita mungkin bisa gagal, tapi bukan berarti semua aspek dalam hidup kita juga gagal kan!
Yuk, kita coba kilas balik ke masa lalu, sejauh apa sih perjuangan yang udah bisa kita dilalui? Dimasa kegagalan yang dulu, ternyata kita tetap bisa hidup dan terus berjalan ke depan kan? Proses diri yang mampu bertahan juga merupakan sebuah prestasi yang bener- bener harus kita apresiasi loh.
3. Permanence (gagal dan terpuruk ini akan bertahan selamanya)
Nggak ada orang yang bakal selamanya sukses, begitu juga dengan kata gagal. Kegagalan punya batas waktu. Sedih, kecewa adalah luapan perasaan yang wajar, namanya juga manusia. Sesekali nangis juga nggak papa loh. Tapi setelah itu, jangan lupa bangkit ya? Yuk bisa yuk!
Guys, tanpa kita sadari ternyata kadang kita jahat banget sama diri sendiri. Jadi, penting banget buat kasih "nutrisi" yang baik ke dalam mindset kita. Ini dia beberapa resep mencintai diri versi buku "Option B" karya Sheryl , simak ya!
- Tulis Catatan Syukur Setiap Hari
Sebelum kita tidur, coba deh tulis hal- hal baru yang patut kita syukuri hari ini. Terserah mau ditulis dibuku ataupun notes handphone. Yang penting harus ditulis yah! Biar otak dan otot kita terlatih menghargai apa- apa yang udah kita dapetin.
- Tulis Daftar Prestasi
"Tapi gua nggak punya prestasi apa-apa tuh:( Â "
Siapa bilang? Sebenernya kita punya banyak prestasi loh, tapi suka nggak sadar. Prestasi nggak harus yang selalu bombastis kok. Sekecil bisa berani mencoba hal baru yang belum pernah kita coba, itu juga bagian dari prestasi menaklukan diri sendiri. Â Sering mengapresiasi diri kita, terlepas dari besar atau kecil pencapaian kita, itu hal yang luar biasa loh.
- Audit Pertemanan
Ambil handphone-mu dan tulis nama orang- orang yang kamu temui setiap harinya. Tandai mana orang- orang yang hadirnya bisa menguatkan dan mana yang justru melemahkanmu. Setelah itu, cari cara untuk lebih sering berkomunikasi sama orang- orang yang menguatkanmu yah!
Mengaudit pertemanan mengacu pada tindakan untuk memilah- milah pertemanan yakni memperkecil lingkar pertemanan berdasarkan orang- orang yang dianggap sefrekuensi, yang dapat mendukung pengembangan diri dan berdapak positif bagi diri kita.
- Belajar Memilih Hal yang Perlu Kita Dengerin
Ada beberapa hal yang kadang nggak perlu terlalu kita dengerin, misalnya hinaan atau komentar negatif orang ke kita. Dan ada pula hal- hal yang memang harus benar- benar kita dengarkan. Pilih siapa dan kapan kita mau dengarkan sesuatu. Jangan semua tampung, nanti beban pikiran kita jadi makin berat.
- Pisahkan Diri Kita dengan Kejadian yang Dialami
Failure doesn't identify us, we define ourselves.
Kegagalan bukan berarti nunjukin kalo kita adalah manusia gagal. Tapi kita hanyalah manusia yang sedang mengalami kegagalan. Biar lebih ringan jalani hidup ini, relax-in aja guys.
- Being Bold
Sangat penting buat kita berani mencoba dan berani gagal. Karena dengan hal itu, maka kita bisa belajar dan terus belajar demi perbaikan diri kita kedepan, guys.
Mayoritas dari kita memang cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil risiko dan sering khawatir untuk mulai melangkah dan mencoba hal baru. Nah, quote ini perlu disimak buat kita yang kerap ngerasain ini!
"... Beranilah! Ambil risiko sebelum kamu pikir kamu siap."
Yups! Karena ternyata kepercayaan diri itu bukan karena memang seseorang punya bakat percaya diri. Tapi kepercayaan diri itu dilatih dan dibentuk. 50% dari jam terbang, dan 50% lagi dari kenekatan atau keberanian. Jadi, coba aja dulu cuy! Tapi sambil coba- coba, juga harus tetap bersiasat dan cari cara buat bisa ningkatin skill. Misalnya: cari mentor, cari relasi, banyak baca, banyak pengalaman, dan masih banyak lagi.
Itu dia beberapa hal yang bisa gua sampein di kesempatan kali ini.
Last but not least, gua berharap kita semua bisa sama-sama belajar untuk lebih memaknai kegagalan, belajar untuk lebih mencintai diri kita sendiri, dan "semoga pilihan-pilihanmu mencerminkan harapanmu, bukan ketakutanmu" --Nelson Mandela
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H