Mohon tunggu...
KKN 111 KEBOIRENG
KKN 111 KEBOIRENG Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA (PERIODE 11 JULI-25 AGUSTUS 2023)

Pemberdayaan adalah soal nurani, bukan kalkulasi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Siti Rohmah: Bukti Nyata Emansipasi Wanita

21 April 2021   21:12 Diperbarui: 21 April 2021   22:57 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Siti Rohmah dan beberapa anaknya di kediaman mereka./Dokpri

Siti Rohmah adalah salah satu bukti nyata masih adanya sosok Kartini yang tangguh dan berani. Maskipun beliau tidak berpengetahuan tinggi layaknya Kartini, tetapi semangat dan kerja kerasnya patut dijadikan teladan bagi wanita dan remaja masa kini.

Bagaimana tidak, sebagai seorang single parent yang harus merawat 7 orang anak, yang mana 6 diantaranya memiliki kebutuhan khusus (gangguan mental), tentu bukan hal yang mudah. Inilah yang lantas mendorong saya untuk mengenal lebih jauh sosok Siti Rohmah yang tinggal di jalan 11 unit 2 Rimbo Bujang, Kab. Tebo, Provinsi Jambi. Berharap ada sesuatu -pelajaran- yang bisa saya bawa pulang, dan saya bagikan.

Kisah sulit Siti Rohmah dimulai setelah ia menikah dengan suaminya bernama Mariyanto. Sedari berumahtangga, Siti Rohmah memang sudah biasa berkerja keras. Menilik beban dan kebutuhan keluarga yang sangat banyak, ia tidak mau memikulkan tanggungjawab keuangan hanya pada sang suami. Apalagi suami hanya bekerja sebagai buruh. Ia pun memutuskan untuk bekerja agar membantu meringankan beban suami.

Keputusannya untuk turut serta mencari uang ternyata sangat tepat, karena pada tahun 2010 Mariyanto jatuh sakit (sampai 6 tahun). Siti Rohmah mengaku sangat kesulitan untuk membiayai pengobatan sang suami. Sampai-sampai ia pernah membawa suaminya ke rumah sakit menggunakan motor dan mengikatnya dengan sarung agar tidak terjatuh. Hal ini terpaksa dilakukan karena ia tidak memiliki biaya untuk perjalanan ke rumah sakit.

Sang suami juga pernah dirawat di ruang ICU selama 21 hari. Selama itu pula, Siti Rohmah harus bolak-balik dari Rimbo Bujang ke Tebo (kurang lebih 50 KM). Karena pada masa itu, anak-anaknya juga masih memerlukan biaya untuk sekolah, dan ia pun mempunyai tanggunan cicilan motor yang baru terbayar 2 bulan. Itulah mengapa ia harus meninggalkan suaminya sendiri di rumah sakit, untuk bekerja demi memenuhi segala kebutuhan keluarga.

Tepat hari ke-21 di rumah sakit, Mariyanto memaksakan diri untuk pulang meskipun keadaannya belum memungkinkan untuk dipulangkan. Akhirnya, seperti saat hendak ke rumah sakit, Siti Rohmah kembali mengikat suaminya menggunakan sarung dan membawanya pulang dengan motor. 5 hari tinggal di rumah, dan -ina lillahi wa inna ilaihi raji'un- suaminya meninggal dunia pada tahun 2016 karena sakit komplikasi.

Dokpri
Dokpri

Supaya bisa tetap bertahan hidup, wanita kelahiran Tasikmalaya ini mengaku sudah menjajali segala macam bentuk pekerjaan. Mulai dari cuci piring dan mengukus nasi di tempat pesta, memasak untuk warung makan (pulang jam 1/2 dini hari), buruh menyadap karet, kerja di pabrik tahu, dll.

"Apapun pekerjaan yang orang tawarkan, nggak akan Ibu tolak. Sekalipun -bahasa kasarnya- harus menceboki orang. Yang terpenting semua pekerjaan itu halal dan Ibu nggak berhutang sama orang-orang" ujarnya.

Meskipun sering kekuarangan, namun ia enggan untuk berhutang, karena hal itu akan semakin menyusahkan hidupnya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk terus bekerja apapun jenis pekerjaannya (halal). Saat ini ia tengah bekerja di sebuah Hotel di Rimbo Bujang. Tugas pokoknya di bagian laundry, namun ia juga mengerjakan apa saja yang bisa dikerjakan di dalam hotel.

Siti Rohmah memang terlihat selalu sibuk bekerja, namun ia tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai seorang Ibu. Setiap pagi ia habiskan untuk mengurusi rumah dan anak-anak. Lalu mengantar mereka ke sekolah, setelah itu ia bergegas pergi bekerja. Saat waktu istirahat tiba, ia selalu menyempatkan diri untuk melihat keadaan anak-anaknya di rumah. Kemudian lanjut lagi bekerja setelah jam istirahat habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun