Belakangan ini Indonesia dibuat gempar dengan adanya kasus salah satu vokalis berhijab tanah air yang melakukan kesalahan: berselingkuh dengan suami orang. Ia dihujani hujatan yang tiada pasang.Â
Banyak yang menyalahkan hijab yang dikenakannya karena tidak sesuai dengan prilakunya, terlebih ia merupakan penyanyi Islami tersohor dinegeri ini. Lagu sholawatnya kerap diperdengarkan dimana-mana. Hal tersebut lantas disangkut pautkan dengan persoalan yang ia hadapi saat ini. Banyak yang beranggapan hijab dan sholawat, agaknya tidak lagi pantas dikenakan dan disenandungkan olehnya hanya karena satu kesalahan yang ia perbuat. Nissa Sabyan, adalah satu dari sekian banyak wanita muslimah yang kerap diperlakukan demikian.
Bagi wanita berhijab, telinga mereka pasti akrab dengan kata-kata yang menyebutkan bahwasannya percuma berhijab, tetapi perilakunya masih buruk, suka menyakiti orang, suka mengibahi sesama, suka berkata kotor dan berprilaku buruk lainnya. Bahkan banyak yang berpikir bahwa lebih baik tidak berhijab, tetapi memiliki akhlak yang baik daripada sebaliknya. Lebih jauh lagi, banyak orang yang enggan berhijab karena merasa dirinya belum cukup pantas, sehingga ia ingin menghijabi hatinya terlebih dahulu dan menanggalkan hijab yang digunakan untuk menutupi auratnya.
Memang semua perbuatan buruk itu tidaklah mencerminkan akhlak umat muslim dan prilaku tersebut juga tidak dibenarkan dalam agama. Namun tidak betul rasanya apabila kita menganggap bahwa seorang wanita yang berhijab haruslah sempurna dan baik akhlaknya. Seolah-olah mereka diumpamakan seperti malaikat yang tidak diperbolehkan untuk melakukan kesalahan layaknya kebanyakan manusia.
Meskipun memang sebaiknya wanita berhijab memiliki akhlak yang baik yang benar-benar bisa mencerminkan umat muslim, tetapi tetap saja sejatinya hijab dan akhlak merupakan dua hal yang berbeda. Hijab adalah kewajiban bagi setiap muslimah, tidak memandang baik atau buruk akhlak yang ada pada dirinya. Berikut adalah dalil-dalil tentang perintah berhijab:
- QS Al Ahzab: 59
"Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang Mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al Ahzab: 59)
- QS Al-A'raf: 26
"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat." (QS Al-A'raf: 26)
- QS An-Nur: 31
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (QS An-Nur: 31)
Dalil-dalil di atas memperjelas diwajibkannya atas para muslimah untuk berhijab. Sedangkan akhlak adalah pilihan bagi setiap manusia. Baik atau buruknya, semua tergantung pada diri pribadi dan tanggungjawabnya diterima oleh diri sendiri. Akhlak juga dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari dalam diri, lingkungan, pendidikan, pergaulan, pengalaman, masalalu dan lain sebagainya. Dari semua faktor itu, maka munculah akhlak baik atau buruk dan kita sebagai manusia bebas untuk memilih kedua opsi tersebut. Serta wajib untuk mempertanggungjawabkan pilihan yang kita ambil.
Terlepas dari akhlak yang belum sempurna, ketika kita mau berhijab setidaknya kita sudah berusaha menaati perintah Allah SWT. dan menutup 1 pintu dosa yang disebabkan oleh kita para wanita, apabila banyak mata tergoda atas diri kita yang tidak menutup aurat. Berhijab belum tentu baik, tetapi yang baik pasti akan berusaha sekuat tenaga untuk menaati perintah Allah SWT.
Berhijab adalah tanda/ciri khas seorang muslimah, bukan tanda bahwa ia tidak pernah berbuat salah. Berhijab adalah untuk melindungi, bukan tanda kesempurnaan diri. Justru dengan hijablah perlahan-lahan kita akan belajar. Meski berat, mulai berhijablah. Bukan karena kita sudah memiliki akhlak yang sempurna, tetapi karena kita ingin belajar menyempunakan akhlak yang ada pada diri kita.
Teruntuk saudariku yang sudah berhijab, tetaplah istiqomah meskipun banyak cobaan menghadang, karena insya allah semua akan terbayarkan. Big love bagi saudariku yang belum berhijab, kamu tetap baik dan biarkan Allah SWT. yang membimbing kita menuju jalan-jalan kebaikan. Dimanapun letak posisimu saat ini, tetaplah nikmati dan jangan saling menghakimi. Karna sejatinya kita adalah manusia tempat luput dan dosa. Mari berproses bersama, semoga Allah SWT. memudahkan setiap langah kita untuk menjadi hamba yang baik disisi-Nya. Aamiin.
Salam cinta,
Mayesti Ketrina R. D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H