Mohon tunggu...
Henry Trias Puguh Jatmiko
Henry Trias Puguh Jatmiko Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

sebuah tulisan rasa diperuntukan untuk segenggam asa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Implementasi Nilai-nilai Pancasila Sila Kedua dalam Menanggapi Peristiwa Rohingya

6 Oktober 2017   11:44 Diperbarui: 7 Oktober 2017   03:44 5699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Akan tetapi, nyatanya wacana pancasilais hanya digunakan untuk kepentingan tertentu, sebagai wacana mengesampingkan golongan Islam dirasa intololeren terhadap sesama. Justru, golongan-golongan yang dianggap intoleren sekarang malah sudah bergerak jauh hingga Rohingya. Apakah mereka disebut juga antikemanusiaan?

Dimensi politik di Indonesia semakin mengembang sehingga perseteruan antargolongan pun menjadi pembahasan yang tidak pernah usai. Pengait-kaitan hal yang tidak berdasar menjadi kebiasaan yang kerap diviralkan di media sosial. Perang online antara golongan satu dengan yang lainnya semakin rame. Seolah yang awalnya, menganggap dirinya pancasilais telah ternoda dengan pelebaran berita hoaks yang muaranya entah kemana. lantas, kemana kita nilai sila kedua kita saat saudara se-Asia Tenggara dilanda penodaan HAM? Kemanusiaan yang adil dan beradab itu bunyi butir sila kedua dan juga itu sebagai pedoman bangsa Indonesia untuk turut berpartisipasi simpatik dalam melihat fenomena tersebut.

Benang merah yang dapat diambil dari tulisan ini, yakni bangsa Indonesia tidak berdosa atau bersalah menurut pandangan hukum bila ikut berpartisipasi dalam menunaikan tugas mulia. Sila kedua menjadi pedoman untuk mengulurkan tangan saudara-saudara di Rohingya. Implemementasi nilai yang beradab menjadi garda depan dalam menegakan keadilan antarnegara. Indonesia harus menjadi pelopor dalam mengimplementasikan nila-nila kemanusiaan yang ada. 

Penghentian genosida di Rohingya Myanmar menjadi misi bersama bangsa Indonesia. Labelisasi sikap pancasilais dilabelkan kepada seluruh penjuru bangsa Indonesia, tidak hanya pada golongan tertentu dengan instrumen yang dibuat sendiri. Maka dari itu, kasus yang terjadi di Rohingya bisa lebih ringan dan pembantaian besar-besaran bisa segera diredakan bila bantuan datang dan intervensi datang dari berbagai pihak. Indonesia dapat menjadi salah satu bangsa yang meredakan genosida di Rohingya karena telah memiliki instrumen yang bertulisan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun