Setelah bulan Februari Ketapels melaksanakan aksi komunitas pertama berupa berbagi nasi bungkus, maka bulan Maret, kami melanjutkan aksi itu. Bagi kami, penting untuk terus konsisten dengan renacana kegiatan yang positif sekecil apapun aksi itu.
Namun untuk aksi berbagi nasi bungkus bulan ini, kami melakukan sedikit perubahan. Tepatnya penyesuaian. Jika awalnya pembagian nasi  dilakukan selepas Jum'atan, untuk sesiapa yang membutuhkan, seperti pemulung, pedagang ataupun mereka pekerja yang lewat.Â
Kali ini kami fokus, menyerahkannya untuk ibu-ibu dhuafa tua renta.
![Isi makanan yang mudah dikunyah manula | Foto: Ngesti Setyo](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/14/img-20200306-wa0005-5e6c8d0b097f36056d087582.jpg?t=o&v=770)
Iya, baik secara pribadi atau barengan bersama teman-temannya Buyang - demikian kami memanggilnya - sudah konsisten beberapa tahun belakangan melakukan aksi seperti ini.
Kenapa targetnya orang tua renta?
Sebagai Kompasianer yang sering melakukan kerja sosial, Buyang menemukan kenyataan bahwa di kampung-kampung dekat kompleks tempat tinggalnya, banyak ditemukan orang tua renta yang kurus.Â
Kondisi sepuh yang membuat Buyang sedih dan kasihan. Tidak bisa makan sendiri. Hanya menunggu jatah dari anak. Beruntung jika anaknya mampu dan tidak pelit.
![Bu Ngesti dan Bu Rohmah, ibu warung yang membantu menyiapkan dan mengantar nasbung | Foto: Rifki Feriandi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/14/img20200219132048-5e6c8e16097f36160e451a64.jpg?t=o&v=770)
'Usul saya sih paKetu, kalau mau  keliling cari ke rumah-rumah kumuh. Cari nenek-nemek atau kakek-kakek dhuafa yang sudah tidak bisa mengais rezeki.
Kalau polisi, tukang ojek dll. mereka mampu mencari rezeki.
Di sana masih banyak dhuafa-dhuafa yang butuh makan siang.'
Buyang mendapatkan banyak sekali cerita sampai saya sering membuatnya ingin nangis. Bagaimana merek tiap Jum'at duduk di depan rumahnya menunggu.Â
Wajah mereka terlihat senang banget ketika diberi nasi bungkus. Lalu nasi bungkus yang lauknya tidak mewah itu dibagi dua, untuk makan siang & malam,
'Banyak cerita sedih pada nenek / kakek renta dhuafa. Itu yang perlu kita santunin.
Saya siap nganter ke kantong2 kemiskinan. Jika saya mendapatkan rezeki besar yang saya uber adalah mereka'.
![Warung Bu Rohmah | Foto: Rifki Feriandi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/14/img20200219132031-5e6c8d79d541df58f3783bd2.jpg?t=o&v=770)
Dan hari Jum'at minggu lalu, 6 Maret 2020, Ketapels mulai mengalihkan donasi berbagi nasi bungkus itu. Aksi itu berlanjut minggu ini juga, dan insya Allah akan dilakukan di dua minggu selanjutnya di bulan Maret.Â
Dan insya Allah akan direview di akhir bulan untuk inginnya dilanjutkan menjadi aksi yang sustain.
Selain berbagi nasi bungkus terhadap dhuafa renta, aksi ini secara tidak langsung membantu juga seorang ibu. Sebut saja namanya Bu Rohmah. Dialah pemilik warung kecil sangat sederhana yang biasa menyediakan nasi bungkus itu.Â
Warung yang menjadi rumahnya itu kecil dan sangat sederhana. Menyempil di dekat Mesjid al Muhajirin, Komplek Bukit Pamulang Indah. Bu Rohmah adalah seorang janda. Dan almarhum suaminyalah yang sebenarnya memberi informasi kepada Buyang jika di sebelah kompleks banyak sekali dhuafa renta yang membutuhkan. Â Suami Bu Rohmah, dulunya turut membantu membagikan nasi bungkus itu.Â
Tindakan yang lalu dilanjutkan oleh Bu Rohmah. Tidak hanya itu, dengan Bu Rohmah yang langsung memberikannya, dia akan tahu menu seperti apa yang bisa dibuat dalam nasi bungkus.Â
Karena bisa jadi yang kita pikir menu bagus itu dengan ayam goreng, tapi kenyataannya malah dihindari karena susah dikunyah. Jadi intinya tepat sasaran.
![Siap antar | Rifki Feriandi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/14/img-20200306-wa0008-5e6c8f23097f3669437d4e92.jpg?t=o&v=770)
Ketapels, Silaturahmi, Berbagi, Inspirasi