Mohon tunggu...
Ketapels
Ketapels Mohon Tunggu... Lainnya - Komunitas Tangsel

Ketapels atau Kompasianer Tangerang Selatan plus, berdiri 1 Januari 2016. Mengangkat isu-isu regional melalui Kompasiana, berbagi edukasi, berbagi inspirasi dan kemanfaatan melalui tulisan (blogging). Instagram ; @ketapels | email ; temanketapel@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

[Ketapels Sharing Session 1] Mendapat Uang dari Ngeblog? Mengapa Tidak?

16 Januari 2017   10:59 Diperbarui: 16 Januari 2017   16:17 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketapels Sharing Session 1 - How to be a Blogpreneur oleh Ani Berta | Foto: Teman Ketapels

"Menulis itu cuman hobi?"

Mungkin hal itulah yang banyak muncul di benak para penulis atau blogger yang baru berkecimpung di dunia tulis menulis. Cuman hobi. Namun belakangan, aktivitas menulis pun ternyata bisa mendatangkan uang dan menjadi mata pencaharian utama. Dengan modal keseriusan, kesungguhan dan integriti, beberapa orang sahabat beralih profesi menjadi seorang blogpreneur.

Undangan kegiatan | Foto: Teman Ketapels
Undangan kegiatan | Foto: Teman Ketapels
Untuk mengetahui lebih jauh tentang Blogpreneur, maka Komunitas Kompasianer Tangsel Plus atau KETAPELS mengadakan "workshop" atau lebih tepatnya sesi berbagi - sharing session. Sesi ini diadakan hari Sabtu tanggal 14 Januari 2017 kemarin, dan diikuti lebih dari 15 orang peserta. Acara yang diselenggarakan di Oje Resto dan Bakery - depan Eka Hospital BSD ini, dibawakan oleh seorang blogger profesional yang telah meraih berbagai prestasi. Beliau adalah Ani Berta, akrab dipanggil Teh Ani.

Ani Berta sedang membawakan presentasi | Foto: Teman Ketapels
Ani Berta sedang membawakan presentasi | Foto: Teman Ketapels
Dalam kesempatan ini, Teh Ani berbagai berbagai hal basic mendasar bagi seorang penulis atau blogger ketika akan lebih serius menjadi blogpreneur. Presentasi dimulai dari mengidentifikasikan siapa yang bisa menjadi blogpreneur, modal dasar apa untuk menjadi blogpreneur, apa langkah-langkah dasar menjadi blogpreneur, apa yang penting dilakukan dan juga peluang-peluang apa yang bisa diambil sebagai blogpreneur. Teh Ani membawakan presentasinya dengan runut, mudah dipahami dan dua arah. 

Diskusi berjalan menarik dan engaged | Foto: Teman Ketapels
Diskusi berjalan menarik dan engaged | Foto: Teman Ketapels
Iya, sesi berbagi ini bukan sesi presentasi satu arah. Teh Ani justru membuka dan menerima pertanyaan dari audiens kapan saja, tidak harus menunggu akhir acara presentasi. Hasilnya adalah presentasi berubah menjadi sebuah diskusi yang hidup, tajam dan engaged. Acara dengan sepuluh slide kepunyaan teh Ani yang ringkas dan sederhana, dan diprediksikan hanya membutuhkan waktu satu jam sampai satu setengah jam, lalu berkembang menjadi full tiga jam. Tanpa ada yang mengantuk. Tanpa ada yang komplain. Semuanya terlibat. 

"Jarang lho acara workshop seinteraktif ini. Yang hadir semuanya niat untuk bener-bener belajar. Saya suka itu," demikian komentar Teh Ani.

Ketua Ketapels sedang memberi safety share - jalur evakuasi dan toilet. Sebuah kebiasaan baru | Foto: Teman Ketapels
Ketua Ketapels sedang memberi safety share - jalur evakuasi dan toilet. Sebuah kebiasaan baru | Foto: Teman Ketapels
Sharing session yang sangat pas memulai tahun 2017. Selain diskusi yang engaged dalam aktivitas itu, ada beberapa hal menarik yang bisa dicatat:

1. Diskusi dimulai tepat waktu

Suatu hal yang menjadi kebiasaan jika sebuah pertemuan molor dari waktu yang ditetapkan karena pesertanya datang terlambat. Akhirnya, untuk mengakalinya, panitia akhirnya memberi undangan dengan waktu satu jam sebelum acara dimulai. Hal yang sepintas bagus ini bagi kami adalah sebuah kebiasaan yang tidak bagus dan patut diubah. 

Untuk itu, Teman Ketapels bagian event (istilah kami EO), Mbak Agatha Mey, mengusulkan agar kegiatan dimulai tepat waktu. Usulan itu sangat disetujui ketua dan anggota komunitas. Rifki Feriandi, sebagai Ketua Ketapels, pun menekankan hal itu dalam pembukaan acara. Biarkan Ketapels, sebagai sebuah komunitas kecil, melakukan sebuah kebiasaan bahwa kegiatan harus dilakukan tepat waktu. 

Penghargaan buat Mbak Agatha yang secara serius memberi woro-woro kepada seluruh undangan untuk datang tepat waktu. Alhamdulillah, acara dimulai jam 09.15 pas. Lima belas menit diberikan karena memperhitungkan kondisi saat itu dimana hujan besar melanda daerah BSD.

Saat penyerahan cendera mata | Foto: Teman Ketapels
Saat penyerahan cendera mata | Foto: Teman Ketapels
2. Safety share menyertai berdo'a

Di awal acara, Pak Rifki Feriandi membuka kegiatan dengan memberikan sedikit sambutan singkat. Bersamaan dengan sambutan, beliau pun menjelaskan mengenai prosedur keamanan pada saat gempa dan kebakaran, terutama mengenai rute evakuasi dan posisi toilet. Hal ini - sambutan dengan memasukan safety concern dan berdo'a - rasanya bagus dilakukan di awal kegiatan sehingga para peserta sadar harus bagaimana jika terjadi sesuatu dan kegiatan berjalan lancar serta berada dalam jalan kebaikan.

3. Jalinan persaudaraan antar komunitas

Meski aktivitas ini diadakan oleh blogger dari komunitas Kompasiana, namun diputuskan oleh Ketua Ketapels untuk membuka juga undangan buat mereka dari luar komunitas atau bahkan komunitas lain di Tangsel. Hal ini juga mengingat jika Teh Ani Berta pun tidak hanya aktif di satu komunitas saja. Karenanya, beberapa blogger dari komunitas lain hadir dan juga ikut engaged dalam diskusi. 

Selain diskusi menjadi lebih berisi, kami juga mencoba menjalin persaudaraan sesama blogger meski berbeda komunitas. Siapa tahu dengan keakraban dalam kegiatan ini berimbas untuk melakukan kegiatan bersama yang bermanfaat, terutama untuk Kota Tangerang Selatan.

Cendera mata berfilosofi itu | Foto: Ani Berta
Cendera mata berfilosofi itu | Foto: Ani Berta
4. Cendera mata berfilosofi

Di akhir acara, Ketua Ketapels kemudian memberikan kenang-kenangan atau cendera mata kepada Teh Ani Berta sebagai presenter. Cendera mata yang diserahkan cukup ini. Bukan seperti vandel dan sejenisnya. Cendera matanya berupa sebuah teko kecil bermotif jadul dengan tempelan stiker ucapan terimakasih dari Ketapels. 

Ide cendera mata unik ini pun datang dari Mbak EO kami. Dan ternyata cendera mata itu memiliki filosofi. Filosofi yang dikemukan Pak Ketua adalah "Pembicara itu bertindak seperti teko. Kepala beliau sudah terbuka untuk menerima banyak ilmu, seperti terbukanya tutup teko. Dan seperti teko, beliau bersedia mengalirkan ilmu yang telah diterimanya menuju cangkir-cangkir yang terbuka. Dan cangkir-cangkir itulah kita-kita ini, yang kemudian pun bisa jadi menjadi teko lainnya. Bisa jadi, jika teko terlalu penuh dan tidak mau mengalirkan keluar, maka teko tidak mampu lagi menerima masukan air lebih banyak. Demikian pula kita,"

Dari Ketapels, ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran acara ini. Kepada Teh Ani Berta sebagai pembicara. Semua anggota Ketapels. Juga para peserta.

Semoga, kegiatan awal Ketapels ini bukanlah kegiatan satu-satunya, melainkan kegiatan yang terus berkesinambungan. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun