Selanjutnya ada kelompok rasio asset utilization, yang biasanya disebut juga turnover atau perputaran. Kelompok rasio ini digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam menghasilkan omset atau penjualan.Â
Dari definisinya aja udah ketebak rumusnya. Pembilangnya pasti penjualan, kecuali untuk inventory turnover pembilangnya pake HPP. Kalo penyebutnya ya sesuai dengan nama rasionya masing-masing, misal cash turnover berarti penyebutnya rata-rata kas dan setara kas; account receivable turnover berarti penyebutnya rata-rata piutang; dan seterusnya.Â
Semakin besar nilai rasio asset utilization maka semakin baik karena berarti semakin besar penjualan yang dihasilkan dari penggunaan aset perusahaan, baik itu yang berupa kas, piutang, persediaan, modal kerja, dan seterusnya kalian interpretasiin sendiri sesuai dengan nama rasionya.
Last one, kelompok valuasi atau market measurer yang bertujuan untuk mengestimasikan nilai intrinsik dari suatu saham. Kelompok valuasi terdiri dari lima rasio yaitu price to earnings, earnings yield, dividend yield, dividend payout rate, dan price to book. Price to earnings (PER) menunjukkan berapa harga saham yang rela dibayarkan oleh investor untuk menerima laba perlembar saham. Kalau pembilang dan penyebut rasio PER dibalik posisinya, maka akan menghasilkan rasio earnings yield. Price to book value (PBV) membandingkan antara harga saham perusahaan terhadap nilai bukunya.Â
Nah, semakin kecil PER dan PBV perusahaan, menunjukkan bahwa saham tersebut berada pada harga yang cukup murah sehingga layak dibeli. Tapi, ada juga prespektif yang menyatakan bahwa PER dan PBV yang tinggi itu enggak selalu buruk karena menunjukkan optimisme pasar terhadap perusahaan tersebut.Â
So, kalo ditanya yang bagus PER atau PBV yang rendah atau yang tinggi, Ce? Aku bakal jawab yang rendah, sesuai dengan materi di sertifikasi WPPE dan RSA, walaupun aku juga enggak asal ngejudge bahwa PER dan PBV yang tinggi itu pasti jelek.
Dua rasio terakhir berhubungan dengan dividen, yaitu dividend yield dan dividend payout ratio. Dividend yield menunjukkan besarnya dividen yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham dibandingkan dengan harga sahamnya.Â
Sedangkan, dividend payout ratio (DPR) menunjukkan berapa persen dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai. Seperti yang kita tahu, laba perusahaan kan ada yang terapropriasi (direstriksi) untuk tujuan tertentu, misalnya untuk diinvestasikan kembali, untuk pembayaran utang, ataupun sekedar untuk cadangan kas.
 Sedangkan, sisanya baru dibagikan dalam bentuk dividen. Kalo Financial Addict sebagai investor sukak perusahaan yang dividend yield dan DPR-nya gede atau kecil? Yaa jelas yang gede dong Cee, karena kan kita pengen gitu dapet dividen yang lebih gede. Nah, Financial Addict mulai ngerti kan gimana caranya nginterpretasiin rasio-rasio keuangan? Aslinya nggak susah kok. Cuma harus tau, rasio ini makin gede makin bagus atau makin jelek.