Mohon tunggu...
Kesya Agnes Maria
Kesya Agnes Maria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

~ Keysa ~ Saya adalah lulusan akuntansi keuangan. Karena saya menyukai analisis keuangan, jadi mari kita belajar bersama. #AnalystWannaBe

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bandarmology: Don't Be Greedy

1 September 2023   11:53 Diperbarui: 1 September 2023   21:45 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1b. Kondisi Sebelum. Sumber: Filbert (2021).

Hai, Financial Addict! Kalau biasa baca kontenku, pasti kalian tau aku adalah seorang fundamentalist, dengan kata lain aku suka banget baca laporan keuangan untuk menganalisis kinerja suatu perusahaan. Tapi, dalam perjalanan mengejar mimpi sebagai seorang analis, aku sadar bahwa analisis fundamental aja nggak cukup, so aku memutuskan untuk belajar analisis teknikal dan bandarmology. Tenang aja, kontenku selanjutnya akan tetep bahas analisis fundamental, cuma selingan aja sesekali aku akan bahas teknikal dan bandarmology biar ga bosen. Okey udah siap belajar bareng? Gashh!

By the way, atas rekomendasi temen, aku baru aja beli buku judulnya Bandarmology: Membeli Saham Gaya Bandar Bursa, karangan Pak Ryan Filbert. Bukunya bagus banget, sumpah rasanya kayak baca novel padahal ini buku pelajaran loh, jadi apresiasi buat Pak Ryan, terima kasih atas penyajian materinya yang menarik. Nah, di kontenku kali ini, aku akan coba jelasin sedikit mengenai buku ini. Aku nggak akan jelasin banyak-banyak terutama aspek praktiknya karena takut kena undang-undang hak cipta. Kalau memang Financial Addict tertarik mempelajari Bandarmology, bisa langung beli buku ini, linknya udah aku sematin di keranjang kuning ya. (Hahaha, bercanda guys, aku analis bukan affiliator). Kalo tertarik bisa beli di Gramedia terdekat.

Cece, ada yang bilang main saham itu kayak main judi, emang bener yah? Stigmanya sih begitu. Bandar selalu menang, kalo ada pemain menang itu mungkin dikasi menang sama bandar dan kemungkinan kecil karena pemain itu sangat pintar sehingga bisa “menghitung.” Don’t be greedy atau jangan serakah adalah kalimat yang tepat sebagai peringatan bagi trader dan bandar dalam bermain di pasar modal.

Wait, Ce... Aku paham kalo trader ga bole serakah, tapi kenapa bandar nggak boleh serakah? Emangnya pernah gitu ada bandar yang serakah? Kalo bandarnya serakah yang menang tradernya? Nah, sabar yak, kita bakal tahu jawabannya diakhir konten ini.

Permainan bandar yang pertama bisa kita lihat waktu perusahaan itu melantai dibursa atau yang istilah gaulnya kita kenal dengan IPO (initial public offering). IPO itu tujuannya apa sih? (Jelas ini mahh...) Buat cari dana dong. Jadi kalo banyak investor yang minat dengan saham itu, otomatis kan harganya naik kan? Nah, perusahaan dapet lebih banyak uang deh dan congrats! IPO berhasil. Tapi, kalo permintaan saham itu dikit, ya harganya jadi murah. Kalo harganya murah kan perusahaan enggak dapet banyak dana, berarti IPO-nya gagal, Banyak perusahaan akan mempercantik diri sebelum IPO baik dengan cara mempercantik laporan keuangannya, maupun dengan mentakeover proyek baru dan menyelesaikan proyek mangkrak sebelumnya. Tujuannya biar apa? Biar investornya tertarik.

Sampe sini paham ya? Jadi pas IPO itu, harga pasar nggak terbentuk secara tiba-tiba, simsalabim! Ada proses namanya book building, yaitu harga saham akan ditentukan berdasarkan permintaan investor. Fenomena lucu adalah pas book building, investor bela-belain antri buat beli saham suatu perusahaan, saking ramenya sampe dapetnya kurang dari jumlah yang diminta, eh tapi pas udah melantai di bursa, plashh... Peminatnya hilang tiba-tiba. Kalo Pak Ryan sih bilangnya: Lu pada kemana semua pas perusahaan ini udah melantai? Bukannya pas kemarin nggak kebagian, kok sekarang nggak beli?

Ngerti jawabannya? Yang ngantri itu bandar. Dibuatlah banyak permintaan biar harga sahamnya tinggi pas IPO. Emang nggak semua harga saham setelah IPO itu bakalan turun, ada juga kok yang naik, contohnya Sidomuncul (Enggak promosi ya). Hmm... Tapi sebagai mahasiswa jurusan akuntansi yang sudah sejak dini dicekokin paham-paham konservatisma, “Kayaknya gua belinya entaran aja dah pas udah melantai dibursa.” Daripada kena goreng bandar ‘ye kan?

Trik kedua, bandar bisa mengubah harga dengan melakukan cancel order sesaat sebelum penutupan. Jam tutup bursa adalah pukul 4 sore. Misal pake contoh dari Pak Ryan, last price ada diangka Rp1.630. Pas penutupan, kita pengen naikin harga ke Rp1.655. Maka, pas pembukaan bursa jam 9 pagi, kita harus bikin antrian di harga Rp1.630-Rp1.650. Ntar kalo udah deket-deket jam 4 sore, kita cancel order dan sisain masing-masing 100 lot di rentang harga Rp1.630-Rp1.650. Habis gitu, kita pasang order beli 501 lot di Rp1.655. Nah 100 lot masing-masing akan terbeli di harga Rp1.630-Rp1.650, dan 1 lot sisanya akan terbeli di harga Rp1.655. Makanya, jangan heran kalo mendekati penutupan, harga saham naik tinggi banget, bahkan mungkin sampe breakout resistance. Artinya apa? Ya artiin sendirilah wkakakak...

Gambar 1a. Kondisi Sebelum. Sumber: Filbert (2021).
Gambar 1a. Kondisi Sebelum. Sumber: Filbert (2021).

Gambar 1b. Kondisi Sebelum. Sumber: Filbert (2021).
Gambar 1b. Kondisi Sebelum. Sumber: Filbert (2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun