Mohon tunggu...
Elia Noviyanti
Elia Noviyanti Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya seseorang yang mencoba bermanfaat untuk sesama...:)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Melukis Warna Pelangi

30 Oktober 2011   04:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:17 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit abu-abu. Namun, tak seabu hatiku. Senja kala membiru, saat yang selalu kurindu. Di mana aku telah bersiap menemui-Mu dengan sepotong do'a.

Sesungguhnya aku rapuh. Sekelumit kisah masa lalu kadang membuatku rapuh. Menatap masa depan kadang aku tak mampu. Aku hanyalah pengeluh. Jika bukan KEYAKINANku pada janji-MU, mungkin aku telah mati terbunuh waktu.

Hari-hari tersulit itu telah mampu kulewati. Meski nyata tak sesuai harapan, namun aku selalu YAKIN masih ada harapan. KAU yang paling mengetahui apa yang terbaik untukku. KAU memberi yang aku butuhkan bukan yang aku inginkan.

Setumpuk buku motivasi pernah menjadi koleksiku. Pastilah memberi lecutan semangat tapi itu semua hanya sesaat. Tanpa niat yang tulus dan tekad yang kuat. Semangat itu kan kembali memudar. Maka buku-buku itu pun kuberikan pada teman-teman atau pun saudara.

Lelah tentu saja lebih sering mendera, namun jiwa selalu berkata tak boleh putus asa. Selalu ada harapan. Maka, setiap hari terlantunlah do'a dan terus berusaha. Dengan Bismillah...aku lanjutkan perjuangan demi emak.

Setelah badai pasti ada pelangi. Pelangi hadir bukan tanpa usaha, tapi harus dengan kerja keras. Setiap hari kutorehkan kuas pada kanvas kehidupan. Agar segera kuperoleh pelangi. Satu persatu warna kuberikan. Hingga pernah kanvas tertuang tinta hitam hingga kusamlah tanpak kanvas. Namun aku tak menyerah, kusiram saja kanvas dengan warna hitam sebagai dasar. Kemudian kembali kuberi warna cerah kehidupan. Hidupku untuk hari ini. Bukan kemarin atau pun nanti. Detik inilah hidupku. Setiap detik amat berharga. Setitik warna tak boleh tercelah. Pelangi itu tak akan datang tanpa aku berusaha melukisnya.

Dapoer Kata kala langit merinai deras, 30 Oktober 2011
Koki kata
Elia Noviyanti

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun