yang ini juga favorit saya, dan paling saya rindukan.
setelah menyantap piring ke empat, saya mengobrol dengan seorang wanita yang sudah 50 tahun tinggal di Jerman. dia sudah dari umur 21 tahun di sini, kuliah kemudian bekerja dan tinggal di Hamburg. sedang asyik mengobrol, Ibrahim datang membawakan es teler! padahal kami tidak memesan. dia bilang, ''ini Nachtisch (hidangan penutup) dari Indonesia. enak sekali. spesial untuk tamu favorit kami,'' dan memang es telernya sangat enak. terima kasih Ibrahim!
Hebatnya lagi, koki yang memasak semua makanan Indonesia ini bukan dari Indonesia, melainkan orang Turki yang sudah 4 tahun bekerja di restoran ini. Ibrahim pun orang Turki, dan mereka bisa sedikit berbahasa Indonesia seperti, ''Makan dulu aja, mbak. nanti baru bayar.'' atau ''Selamat makan nona! mau minum apa? saya ambilkan''. Mereka sangat ramah. Namun pemilik restoran ini tetap orang Indonesia. Ia juga memiliki Toko Indonesia, tidak jauh dari Cita Rasa. Wow!
siapa yang tidak senang setelah memakan makanan khas negeri sendiri ? :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H