Mohon tunggu...
KeSEMaT MANGROVER
KeSEMaT MANGROVER Mohon Tunggu... -

KeSEMaT singkatan dari Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur. KeSEMaT adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang yang bergerak dalam bidang konservasi, penelitian, pendidikan, kampanye dan dokumentasi mangrove.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mangrove Ditebang, Ikan Menghilang!

24 Januari 2010   17:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:17 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang - KeSEMaTBLOG. Foto di samping ini adalah foto Bapak Saur, seorang warga Dusun Tapak, Kecamatan Tugu Semarang, yang sedang memanen ikan, udang dan kepiting di tambaknya. Tambak model semi intensif yang sangat tergantung kepada kondisi alam ini, banyak ditemukan di Tugu berkenaan dengan reklamasi lahan mangrove sebagai area pertambakan yang telah terjadi di tahun 90-an. Foto kami abadikan, di bulan Oktober 2009, pada saat kami mengadakan kunjungan ke sana, bersama dengan salah seorang Rekan kami, dari Mangrove Information Center (MIC) Bali. Berbicara tentang pertambakan di Tugu, kondisinya hingga artikel ini ditulis, memang sungguh sangat-sangat mengkhawatirkan. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, abrasi telah menelan hingga 40% pesisir pantainya hingga menenggelamkan ratusan hektar tambak. Tak hanya itu, akibat dari bencana ini, maka masyarakat di sana, juga telah kehilangan pekerjaannya sebagai petambak. Padahal, di masa lalu, menjadi petambak adalah suatu hal yang “prestise” karena sangat menguntungkan dan bisa menghasilkan banyak uang. Banyak perusahaan swasta yang (juga) menginvestasikan uangnya untuk usaha di bidang ini, sehingga banyak sekali orang kaya di kala itu. Namun sayang, di tahun 2009 ini, keadaan menjadi berbalik seratus delapan puluh derajat! Pembukaan tambak ini, ternyata telah menjadi faktor paling besar penyebab kerusakan di wilayah pesisir Tugu. Tanah pesisir menjadi terabrasi, rusak dan tidak produktif lagi sehingga tambak-tambak kini telah ditinggalkan oleh masyarakatnya. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, kerusakan ekosistem mangrove di Tugu juga menyebabkan naiknya suhu, hilangnya beragam jenis mangrove akibat penebangan, dan banjir dan rob yang tiada henti. Sungguh mengenaskan! Kini, beragam cara mulai dilakukan untuk mengembalikan kondisi mangrove seperti sedia kala. Program rehabilitasi mangrove, mulai banyak digulirkan di sana, untuk membantu menyelamatkan ekosistem mangrove berikut masyakatnya, dari serangan ganasnya gelombang laut, yang sewaktu-waktu siap “menelan” mereka. Selanjutnya, rusaknya mangrove, ternyata juga sangat dirasakan oleh Bapak Saur. Hasil tangkapan ikan, udang dan kepiting di tambak beliau, sekarang ini juga sangat menurun apabila dibandingkan dengan beberapa tahun silam. Sebagai ilustrasi, kalau dulu, beliau bisa mendapatkan puluhan ton, kini hanya maksimal 5 ton saja, dalam satu kali panen. Hal ini, dikarenakan ikan, udang dan kepiting, sudah tidak memiliki tempat tinggalnya lagi untuk berpijah, bertelur, beranak pinak, mengasuh dan membesarkan anaknya. Mangrove telah hilang! Kesimpulannya, beginilah jadinya apabila kita bertindak semena-mena terhadap mangrove. Silahkan Anda tebangi mangrove kita, maka otomatis ikan-ikan kita juga akan menghilang. “Mangrove Ditebang, Ikan Menghilang.” Apakah ini yang kita inginkan bersama? Salam MANGROVER! Sumber : KeSEMaTBLOG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun