Mohon tunggu...
KeSEMaT MANGROVER
KeSEMaT MANGROVER Mohon Tunggu... -

KeSEMaT singkatan dari Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur. KeSEMaT adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang yang bergerak dalam bidang konservasi, penelitian, pendidikan, kampanye dan dokumentasi mangrove.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Benarkah Serasah Nypa Menjernihkan Sungai Benipah?

24 Januari 2010   09:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:17 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kumai – KeSEMaTBLOG. Lihatlah foto di samping ini. Ini adalah foto KeSEMaTER pada saat mencuci mukanya di sebuah sungai di wilayah Kumai, Kalimantan Tengah. Keberadaan KeSEMaTER di Kumai, adalah dalam rangka melakukan survei keanekaragaman jenis mangrove untuk mengetahui potensinya sebagai kawasan ekowisata. Apa yang menarik dari empat buah foto, di samping ini (?). Kalau Anda cermati, KeSEMaTER ini, nampak sedang mencuci muka sembari berkumur menggunakan air sungai yang begitu hitam pekat. Timbul pertanyaan, apakah dia tidak takut dengan polutan dan bahan pencemar lainnya yang terkandung di dalam sungai itu (?). Ternyata tidak! Sungai hitam” yang ternyata bernama Sungai Benipah ini, merupakan salah satu sungai dari sekian banyak sungai yang ada di Kumai. Menurut informasi warga sekitar, warna airnya yang hitam, ternyata bukanlah diakibatkan oleh polutan dan bahan pencemar lainnya, melainkan endapan guguran serasah mangrove, seperti dedaunan Nypa, Rhizophora dan lainnya. Belum jelas, apakah serasah-serasah inilah yang menyebabkan tingkat kejernihan air di Sungai Benipah ini menjadi optimal. Sungai Benipah memang unik, walaupun hitam pekat jika dilihat sekilas, akan tetapi pada saat direngguk untuk cuci muka dan atau berkumur sekalipun, segar dan jernihnya bukan kepalang! Selanjutnya, penamaan Benipah sendiri, menurut warga setempat diambil dari nama Nypa yang banyak terdapat di bagian kanan dan kiri sungai. Namun demikian, walaupun memang banyak sekali ditemukan Nypa, masyarakat sekitar belum bisa mengoptimalkan manfaatnya. Padahal, apabila didayagunakan secara ekonomis tanpa meninggalkan peran ekologisnya, maka tangkai buah Nypa bisa disadap untuk kemudian diolah sebagai gula Nypa, seperti yang telah dilakukan oleh warga pesisir di Pulau Sumatera. Warga sekitar Sungai Benipah, hanya memanfaatkan sungai ini untuk keperluan sehari-hari seperti transportasi perahu, MCK dan penghasil ikan untuk dijual dan lauk pauk keluarga. Fenomena Sungai Benipah yang dikelilingi Nypa, yang ternyata keberadaannya sangat bermanfaat bagi warga sekitarnya ini, semakin membuktikan bahwa mangrove sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Semoga dengan adanya artikel ini, maka kita semakin bersemangat lagi dalam menjaga dan melestarikan ekosistem mangrove kita. Semangat MANGROVER! Sumber : KeSEMaTBLOG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun