Mohon tunggu...
KeSEMaT MANGROVER
KeSEMaT MANGROVER Mohon Tunggu... -

KeSEMaT singkatan dari Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur. KeSEMaT adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang yang bergerak dalam bidang konservasi, penelitian, pendidikan, kampanye dan dokumentasi mangrove.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hasil Penanaman Mangrove para KeMANGTEER MANGROVE REpLaNT 2009

24 Januari 2010   20:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:17 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jepara - KeSEMaTBLOG. Di samping ini adalah dua buah foto (kiri dan kanan) yang kami ambil pada waktu yang berbeda, namun di lokasi yang sama. Foto di sebelah kiri adalah foto para peserta (baca: KeMANGTEER) pelatihan penanaman mangrove MANGROVE REpLaNT (MR) 2009, pada saat melakukan pelatihan penanaman mangrove, di pinggir pematang tambak. Sementara itu, yang di sebelah kanannya adalah hasil penanaman bibit-bibit mangrove para KeMANGTEER, tersebut. Tanggal yang berbeda, yaitu 24 Juli 2009 dan 29 Oktober 2009, menunjukkan bahwa usia bibit mangrove semenjak ditanam di lokasi penanaman, yaitu di Desa Tanggul Tlare Jepara, adalah kurang lebih tiga bulan. Dan, pada usia inilah, foto ini kemudian diambil untuk disajikan dalam sebuah artikel, untuk memenuhi puluhan pertanyaan yang kami terima dalam email KeSEMaT, yang menanyakan mengenai kondisi “bibit-mangrove-mereka,” di usia tiga bulan ini. Sebagai informasi, dalam MR 2009, para KeMANGTEER telah menanam kurang lebih seribu bibit mangrove dengan konsep pelatihan. Lalu, bagaimana hasil kelulushidupan bibit-bibit mangrove yang telah mereka tanam, tersebut? Silahkan cermati foto di atas (kanan). Terlihat bahwa pada tanggal 29 Oktober 2009, bibit mangrove nampak tumbuh dengan baik di pematang tambak yang (memang) sudah tidak produktif lagi. Secara umum, setelah kami mengamatinya sendiri, kelulushidupannya mencapai lebih dari 70%. Di beberapa titik terlihat adanya gejala kelayuan dan kematian, karena musim kering sekarang ini sedang melanda Tanggul Tlare dan sebagian besar wilayah di Jepara. Selain itu, pola sirkulasi air di lokasi yang belum maksimal, kiranya juga menjadi kendala lainnya. Namun demikian, untunglah pasang surut di lokasi penanaman tetap berjalan dengan baik, sehingga bibit-bibit mangrove masih mendapatkan asupan air laut yang cukup. Untuk mengganti bibit-bibit mangrove yang mati dan layu tersebut, maka dalam beberapa waktu mendatang, KeSEMaT akan segera melakukan program monitoring mangrove yang terbalut dalam program mingguan KeSEMaT yang bertajuk KeSEMaT Goes To Arboretum (KGTA). Semoga saja, KGTA yang dilaksanakan untuk yang kesekian kalinya ini, nantinya bisa memaksimalkan kelulushidupan bibit-bibit mangrove di Tanggul Tlare layaknya di Teluk Awur, Jepara. Amin. Salam MANGROVER! Sumber : KeSEMaTBLOG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun