Mohon tunggu...
KeSEMaT MANGROVER
KeSEMaT MANGROVER Mohon Tunggu... -

KeSEMaT singkatan dari Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur. KeSEMaT adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang yang bergerak dalam bidang konservasi, penelitian, pendidikan, kampanye dan dokumentasi mangrove.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bibit Mangrove di MECoK Jepara, 99% Hidup Semua!

24 Januari 2010   11:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:17 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang - KeSEMaTBLOG. Tentu saja, ini lagi-lagi adalah sebuah berita gembira. Fakta bahwa benih-benih mangrove yang dibibitkan secara bersama-sama oleh para KeSEMaTER dan ratusan KeMANGTEER, pada saat dua program-mangrove-nasional-KeSEMaT diselenggarakan, yaitu MANGROVE CULTIVATION (MC) 2009 dan MANGROVE REpLaNT (MR) 2009, tentu saja adalah hal yang menggembirakan sekaligus menjadi menjadi kado istimewa bagi KeSEMaT yang pada tanggal 9 Oktober 2009 yang lalu, telah merayakan hari jadinya yang kedelapan. Lihatlah foto di atas ini. Foto yang diambil pada tanggal 14 Oktober 2009 ini, memperlihatkan dua orang KeSEMaTER yang sedang melakukan program monitoring mangrove bertajuk KeSEMaT Goes To Arboretum (KGTA), di salah satu lokasi pembibitan mangrove KeSEMaT yang terletak di Mangrove Education Center of KeSEMaT (MECoK) – Desa Teluk Awur, Jepara. Anda bisa saksikan sendiri, ribuan bibit mangrove dari jenis Rhizophora, Ceriops dan Bruguiera nampak berdiri tegak, hidup dan segar dengan variasi pasang daun antara satu sampai dengan enam pasang. Ada banyak faktor, mengapa bibit-bibit mangrove yang ada di MECoK Jepara, dari tahun ke tahun terus menerus memiliki kelulushidupan mangrove yang tinggi hingga 99%. Selain faktor lingkungan yang memang sangat mendukung, seperti salinitas, pH, suhu, pasang surut dan lokasi pembibitan yang terletak di daerah terlindung, faktor teknis lainnya seperti metode pembibitan yang baik dan benar, kiranya juga menjadi penunjang lainnya. Namun demikian, dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi tingginya kelulushidupan bibit mangrove di MECoK, KGTA yang dilakukan oleh KeSEMaTER secara kontinyu setiap satu minggu minimal satu kali, adalah menjadi faktor utama. Setelah KeMANGTEER pergi dan acara seremonial pembibitan dan penanaman mangrove berlalu, maka tanpa henti KeSEMaTER terus beraksi membersihkan sampah plastik, mengganti bibit mangrove yang mati dengan propagul baru, merapikan atap bedeng persemaian hingga syarat kanopinya terpenuhi dan usaha “penyelamatan” kelulushidupan bibit mangrove lainnya. Kesimpulannya, inti dari kesuksesan program pembibitan mangrove KeSEMaT adalah di monitoringnya. Apabila program monitoring ini dilakukan secara serius dan terus menerus, maka hasil yang maksimal tentu saja akan bisa diraih. Demikian informasi dari kami, semoga pengalaman ini bisa juga diterapkan di organisasi dan daerah Anda masing-masing. Salam MANGROVER! Sumber : KeSEMaTBLOG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun