Mohon tunggu...
Kesehatan Reproduksi2020
Kesehatan Reproduksi2020 Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Universitas Negeri Malang

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Peminatan Kesehatan Reproduksi 2020 - Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dukung Upaya Pemerintah, Program Tanggul Tamil Bantu Kurangi Tingginya Angka Torch pada Ibu Hamil di Yogyakarta

5 Mei 2023   08:34 Diperbarui: 5 Mei 2023   08:43 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan pola hidup yang terjadi pada masyarakat terutama ibu hamil semakin lama semakin mengalami peningkatan mudah untuk terinfeksi berbagai gangguan penyakit salah satunya infeksi TORCH. TORCH adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Toxoplasma, Other Infection, Rubella, Cytomegalovirus,dan Herpes simplex virus. TORCH bisa menyerang semua kalangan, dari anak-anak hingga dewasa terutama pada ibu hamil. Janin yang akan dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi TORCH dapat menyebabkan infeksi atau kelainan, melalui plasenta ibu akan menularkan infeksi ke janinnya. 

Untuk menurunkan angka kecacatan penting kiranya untuk melakukan pemahaman atau melakukan pemeriksaan terkait TORCH melalui pembentukan program yang kami rencanakan. Wanita yang akan menikah maupun pada pasangan usia subur kiranya mempunyai komitmen atau harapan dari salah satunya yaitu tidak ingin mengalami AKB atau kecacatan.

Di Indonesia infeksi TORCH pada kehamilan menunjukan prevalensi cukup tinggi, berkisar antara 5,5%-84%. Beberapa penelitian di Indonesia memperoleh dari ibu yang menderita Toxoplamosis, sebanyak 56% bayi dapat menderita Toxoplamosis congenital, bila ibu tersebut tidak diberi pengobatan selama hamil. Sebanyak 67% wanita yang mengalami infertilitas sebagian besar disebabkan karena infeksi TORCH yaitu 10,3% toxoplasma, 13,8% positif Rubella, 13,8% positif CMV. Prevalensi Toxoplasmosis di Jakarta sebanyak 61,6%, bandung 74,5%, surabaya 55,5%, Yogyakarta 55,4%, Denpasar 23,0%, dan semarang 44,0% (Nurjaenah, 2017).

Persentase kejadian positif Rubella di Yogyakarta yaitu 59% yang lebih banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan. Penderita terbanyak adalah usia diatas 15 tahun. Perlu diwaspadai terutama untuk wanita hamil yang dapat beresiko terjadinya keguguran atau cacat pada janin karena resiko rubella untuk jenis kelamin perempuan lebih besar dari jenis kelamin laki-laki (Jannah, 2018).

Oleh sebab itu, kami sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat merancang sebuah program sebagai upaya promosi dan pencegahan terhadap adanya penyakit torch. Program Tunggal Tamil (Bersatu Tanggulangi Torch pada Ibu Hamil) merupakan rancangan program yang terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan secara runtut dan memiliki sifat berkesinambungan, dimana dalam setiap tahapnya diperlukan pengawasan agar program dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan awal. Tujuan dari adanya program ini adalah untuk mengantisipasi, mencegah, dan meminimalisir adanya kasus ibu hamil yang menderita penyakit Torch.

Sasaran dari pelaksanaan program ini adalah catin (calon pengantin) dan ibu hamil, yang sebaiknya mengikuti program ini sedini mungkin setelah mengetahui bahwa dirinya sedang mengandung. Berikut ini adalah rancangan program untuk menanggulangi penyakit TORCH:

  1. Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran, bentuk kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya torch adalah, pertama melakukan kampanye edukasi tentang penyakit TORCH pada masyarakat secara umum, terutama pada calon ibu dan keluarga yang ingin memulai kehamilan. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan bersama dengan tokoh masyarakat untuk meyakinkan warga. Kedua, menyediakan materi edukasi yang mudah diakses, seperti brosur dan poster, di pusat-pusat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan. Ketiga, menyediakan konseling bagi pasangan yang ingin memiliki bayi agar lebih memahami cara mencegah TORCH. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan. 

  2. Pencegahan TORCH, setelah masyarakat memiliki pengetahuan dan menyadari akan bahaya TORCH, diharapkan masyarakat dapat melakukan pencegahan terhadap bahaya TORCH bagi ibu hamil. Bentuk pencegahan yang dilakukan adalah, pertama, meningkatkan pemeriksaan pada ibu hamil untuk mendeteksi keberadaan virus atau bakteri TORCH. PEntingnya pemeriksaan ANC (Antenatal Care) pada ibu hamil salah satunya adalah untuk mendeteksi dini adanya TORH pada tubuh ibu hamil yang berbahaya bagi kehamilan ibu dan janin dalam kandungan. Pemerintah bersama tenaga kesehatan harus memberikan fasilitas yang baik agar supaya ibu hamil dan keluarga dapat melakukan pemeriksaan dengan nyaman. Kedua, menyediakan program vaksinasi terhadap penyakit TORCH, seperti rubella, pada calon ibu. Ketiga, memberikan saran kepada ibu hamil tentang perilaku yang harus dihindari, seperti tidak melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi dan tidak mengonsumsi makanan mentah yang berisiko terkontaminasi.

  3. Pemeriksaan dan Pengobatan, bentuk kegiatannya adalah, pertama, menyediakan pemeriksaan rutin pada bayi yang diduga terkena penyakit TORCH. Kedua menyediakan pengobatan yang tepat sesuai dengan jenis penyakit TORCH yang terdiagnosis. Ketiga, melakukan tindakan medis sesuai dengan kondisi bayi yang terkena TORCH untuk mencegah atau mengurangi kerusakan yang terjadi.

  4. Pengawasan dan Tindak Lanjut. Bentuk kegiatannya adalah, pertama, menerapkan sistem pengawasan dan tindak lanjut terhadap pasien yang terkena TORCH untuk memantau perkembangan penyakit dan menentukan tindakan yang tepat. Kedua, mengembangkan jaringan kerja sama dengan puskesmas dan rumah sakit untuk menangani pasien TORCH secara holistik. Ketiga, mengembangkan program follow-up untuk memantau perkembangan bayi yang terkena TORCH setelah keluar dari rumah sakit.

Dengan adanya Program 'Tunggal Tamil', diharapkan angka TORCH dapat terus menurun. Perlu adanya program-program lain yang menunjang turunnya angka TORCH dan diharapkan untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan agar masalah TORCH di Indonesia dapat teratasi dengan baik.

Dosen Pengampu :

dr. Anindya Hapsari, M.Kes

Paramytha Magdalena Sukarno Putri, S.K.M., M.Kes

Kelompok 4:

  1. Eva Uma Widyastuti200612635250

  2. Hani Constantia 200612635273

  3. Maharani Aulia Ayuningrum200612635339

  4. Sakinah Nuzuliya Izza 200612635350

  5. Vina Ayu Fitriyani 200612635226

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun