Hal tersebut juga dapat didukung dengan faktor genetik, seperti terdapat riwayat preeklampsia sebelumnya atau terdapat riwayat preeklamsia dari keluarga ibu atau saudara perempuan.Â
Tidak hanya faktor internal, adapun faktor eksternal yang dapat meningkatkan risiko kejadian kasus preeklamsia di wilayah Jawa Timur. Pada faktor ini terjadi di lingkungan sekitar. Kemudian, faktor pendidikan ibu yang rendah juga akan berpengaruh pada penyakit tersebut.
SAFER MOMS (Strategic Approach for Preeclampsia Prevention in Mothers), adalah proram pencegahan preeklampsia yang strategis dalam 5 tahap. Adapun alur program SAFER MOMS adalah sebagai berikut:
Deteksi Dini (Skrining): Deteksi dini preeklampsia pada ibu hamil penting dilakukan dengan mengidentifikasi faktor risiko, seperti riwayat preeklampsia sebelumnya, tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes, dan riwayat keluarga. Jika ditemukan faktor risiko, ibu hamil harus menjalani pemantauan kesehatan secara teratur dan pengelolaan faktor risiko dilakukan dengan pengaturan pola makan, olahraga, dan pengendalian penyakit penyerta
Edukasi Kesehatan Ibu Hamil: Setelah faktor risiko teridentifikasi, ibu hamil diberikan edukasi kesehatan mengenai preeklampsia, termasuk penyebab, gejala, pentingnya pemantauan kesehatan selama kehamilan, dan langkah-langkah pencegahan.
Pelayanan Antenatal Terpadu: Ibu hamil berisiko preeklampsia menerima pelayanan antenatal terpadu (10T atau 14T) dari dokter kandungan, bidan, dan tenaga medis. Pelayanan ini mencakup pemantauan kesehatan, pemeriksaan fisik, konseling gizi, dan kunjungan minimal 4 kali. Ibu hamil berisiko preeklampsia direkomendasikan minimal 6 kali kunjungan. Jika ditemukan tanda-tanda preeklampsia, langkah-langkah deteksi dini dan penanganan medis awal dilakukan.
Rujukan dan Penanganan Medis Lanjutan: Jika terjadi indikasi preeklampsia berat atau eklampsia (preeklampsia dengan kejang), ibu hamil akan segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi tingkat pelayanannya untuk penanganan medis lanjutan. Tim medis yang terlatih akan melakukan penanganan sesuai protokol medis yang ditetapkan, termasuk pengaturan tekanan darah, pemberian obat-obatan, dan pemantauan ketat terhadap kondisi ibu hamil.
Pemantauan dan Pelayanan Pasca Persalinan: Setelah persalinan, ibu hamil yang mengalami preeklampsia akan tetap dipantau keadaannya selama masa pasca persalinan. Pelayanan pasca persalinan terpadu melibatkan pemantauan tekanan darah, pemeriksaan laboratorium, serta pemantauan gejala-gejala komplikasi pasca persalinan.
Kolaborasi Pemerintah, Tenaga Kesehatan, dan Masyarakat sangat penting dalam pencegahan preeklampsia. Dibutuhkan koordinasi, komunikasi, dan kerjasama untuk memastikan program pencegahan preeklampsia berhasil mengurangi insiden dan komplikasi, serta meningkatkan kesehatan ibu hamil dan bayi serta mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
Kejadian kasus preeklamsia pada ibu hamil masih banyak ditemukan di wilayah Jawa Timur, hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara yaitu faktor penyakit bawaan ibu dan faktor genetik, faktor pengetahuan dan perilaku,, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan dan faktor lainnya. Salah satu upaya untuk menanggulangi kasus preeklamsia tersebut kami melakukan sebuah perencanaan program yaitu SAFER MOMS (Strategic Approach for Preeclampsia Prevention in Mothers).Â