Mohon tunggu...
Kesehatan Reproduksi2020
Kesehatan Reproduksi2020 Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Universitas Negeri Malang

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Peminatan Kesehatan Reproduksi 2020 - Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Fertilitas, Mortalitas, dan KB di Desa Sidodadi Kecamaran Ngantang Kabupaten Malang

28 April 2023   21:52 Diperbarui: 28 April 2023   22:33 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Desa Sidodadi terdapat program kelas ibu hamil yang dapat menambah pengetahuan ibu hamil seperti KB dan upaya menjaga kesehatan kehamilan. selain itu, masyarakat desa sudah banyak yang menggunakan alat kontrasepsi yang berpengaruh terhadap angka fertilitas. Untuk menjaga angka fertilitas di Desa Sidodadi diperlukan upaya untuk mengendalikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap angka fertilitas seperti peningkatan pengetahuan ibu, pengoptimalan penggunaan KB dan faktor lainnya seperti sosial dan ekonomi keluarga.  

Mortalitas 

Pada tahun 2022, Desa Sidodadi memiliki populasi sebesar 5.160 orang, dan terdapat 68 kematian, yang menghasilkan angka kematian kasar sebesar 13 per 1.000 orang. Data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan bidan desa menunjukkan bahwa mayoritas kematian terjadi pada orang tua, tanpa ada kematian ibu hamil dan satu kematian bayi akibat asfiksia. Penyebab kematian tidak spesifik, tetapi proses penuaan dan risiko penyakit kronis dan degeneratif yang terkait sering menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian di kalangan orang tua.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kondisi kesehatan umum pada usia lanjut meliputi gangguan pendengaran, katarak, gangguan refraksi, nyeri punggung dan leher, osteoartritis, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), diabetes, depresi, dan demensia. Penyakit tidak menular, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan, dan diabetes, adalah penyebab kematian utama secara global, yang menyumbang sekitar 63% dari semua kematian setiap tahunnya.

Akses ke pelayanan kesehatan sangat penting bagi orang tua, karena mereka lebih cenderung memiliki penyakit kronis dan degeneratif. Faktor seperti lingkungan fisik dan sosial serta karakteristik pribadi, termasuk jenis kelamin, etnis, dan status sosial ekonomi, dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi hasil kesehatan. Misalnya, akses ke pelayanan kesehatan dapat terbatas karena jarak atau kurangnya transportasi.

Sementara itu, di Desa Sidodadi, sebagian besar orang mencari perawatan medis dari bidan desa, sebagian kecil masyarakat yang mampu pergi ke rumah sakit di kota-kota terdekat. Sangat sedikit masyarakat yang berobat ke puskesmas Ngantang, karena jarak yang jauh dan akses jalan yang susah dari Desa Sidodadi. Untuk meningkatkan hasil kesehatan pada populasi lanjut usia, perlu mengatasi faktor-faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhi kesehatan serta meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan

Keluarga Berencana 

Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-undang (UU) No. 52 tahun 2009 pasal 1 (8) adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, kehamilan, melalui promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Kemenkes RI, 2018). 

Berdasarkan data cakupan peserta KB di Desa Sidodadi yang dilakukan dengan cara wawancara dengan bidan desa metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntik yaitu sebesar 62,6% dengan cakupan terbanyak berada di bulan Januari 2023 yaitu sebesar 405 peserta. Berdasarkan wawancara dengan bidan desa Sidodadi Mengatakan, hal ini dikarenakan Sebagian besar masyarakat masih awam dan hanya mengerti metode suntik saja. Selain itu suntik juga nilai sebagai metode yang paling mudah didapat dan harganya terjangkau untuk semua lapisan masyarakat.

Sedangkan, metode yang paling rendah dengan persentase 0% adalah MOP (Metode Operasi Pria) yang biasa disebut juga dengan vasektomi. Berdasarkan wawancara dengan bidan di Desa Sidodadi mengatakan bahwa hal tersebut terjadi karena kesadaran masyarakat yang masih minim, sebagian besar dari mereka beranggapan bahwa yang memerlukan KB hanya perempuan. Selain kesadaran yang minim, beberapa dari mereka tidak mengetahui adanya alat kontrasepsi pria, terutama vasektomi.

Jumlah peserta cakupan KB di Desa Sidodadi cukup stabil. Namun, mengalami lonjakan yang cukup tinggi pada Bulan Desember 2022 yaitu sebesar 669 peserta, mengalami kenaikan 39 peserta dari bulan sebelumnya. Kemudian, di Bulan Januari 2023 menurun hingga mencapai angka 638 peserta. Kenaikan dan penurunan yang cukup drastis masih belum diketahui penyebab pastinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun