hal-hal yang fatal seperti: anak main pisau pada adiknya, anak tidak salat padahal itu kewajiban agama, anak tidak disiplin setelah berkali-kali dinasihati. Atau anak berdusta. Jika dibiarkan, anak akan terbiasa berbohong dan itu tentu akan bahaya bagi dirinya di masa yang akan datang. Hal-hal yang kita nilai mampu mengantarkan anak pada hal-hal berbahaya dalam waktu dekat atau jangka panjang, maka kita patut memberikan penekanan berupa marah pada mereka.
Ketiga, Jangan Marah jika dinasihati biasa, anak sudah merasa bersalah. ini tidak kalah penting dan harus dilakukan orang tua sebelum mereka marah. Ketika anak melakukan kesalahan fatal, maka hentikan perbuatan anak dengan cara apapun tanpa sikap kasar, kemudian ajak anak berpikir, “Menurutmu, jika kamu main pisau dengan adik, lalu pisau itu mengenai adik, apakah adik kamu tidak akan terluka?“ atau, “kalau adik kamu kena pisau, nanti gimana?” Dialog-dialog untuk mengajak anak berpikir itu biasanya efektif. Sehingga jika hal itu sudah membuat anak terlihat menyesali perbuatannya, maka marah bukan lagi jadi pilihan yang tepat. Sebaliknya jika sudah dibilangi anak masih tidak mendengarkan, maka genggam pundaknya dan arahkan matanya ke mata kita. Hingga jiwanya memperhatikan kita. Setidaknya, cara Imun mengingatkan kita selalu harus kita gunakan. Bertahap, tidak tiba-tiba marah.
Keempat, berdoa pada Tuhan. Tidak dapat dipungkiri, bahwa kita tidak memiliki kuasa untuk mengubah orang lain khususnya anak-anak kita. Kita hanya ditugaskan memberikan hak mereka, mengajarkan mereka nilai-nilai, dan berusaha bersikap terbaik agar mereka dapat hidup sebaik-baiknya. Kita butuh bantuan Tuhan untuk mengetuk hati anak-anak kita. Dengan kita pasrah pada Tuhan, maka yang tersisa adalah kasih sayang. segala yang kita lakukan akan dibangun oleh rasa takut dan khawatir Serta permohonan. Secara spiritual, ini akan berpengaruh pada cara kita menasihati dan cara kita memarahi. Dan secara sadar atau tidak, Tuhan akan mengirimkan sosok lain atau alam untuk menasihati anak kita atau dengan cara-Nya yang khas.
SIMPULAN
semoga tips di atas bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H