Tapi buat apa? Lha ponsel juga ikut dicolong oleh jambret karena ponsel tersebut ada di dalam tas.
Pada akhirnya, saya mengurus surat kehilangan di kantor polisi untuk mendapatkan KTP baru, kartu BPJS baru, juga kartu-kartu lain yang saya anggap penting.
*****
Program pembuatan Identitas Kependudukan Digital (IKD) yang saat ini telah berjalan, mengingatkan kembali peristiwa penjambretan itu. "Jika seandainya kartu-kartu itu digital."
Jujur saja, saya belum memiliki IKD. Beberapa rekan nongkrong sudah memilikinya.
Suatu waktu, saya pernah iseng bertanya "apa keuntunganmu setelah memiliki IKD?"Â
Mereka menjawab bahwa "sampai saat ini belum ada. Karena kalau ngurus beberapa hal di kantor desa, tetap menggunakan fotokopi KTP-el."
Saya sendiri memiliki dua alasan mengapa belum membuat IKD.
Pertama, persoalan teknis.
Ponsel saya bukan ponsel yang memiliki kapasitas memori besar. Sementara ini, ponsel telah berisi aplikasi-aplikasi yang berkaitan dengan pekerjaan. Untuk sistem dan berkasnya saja, telah memakan ruang memori lebih dari 30 gigabyte.
Aplikasi pekerjaan dan data yang terkait dengan itu, jumlahnya kurang lebih sama.