"... Dia mengeluarkanmereka dari kegelapan kepada cahaya...." (TQS Al-Baqarah : 257)
Potongan terjemahan ayat di atas diambil dari Al Quran, tepatnyapada QS. Al Baqarah ayat 257. Tanpa melihat judul artikel ini, apakah ada yangmenganggap bahwa ini seperti kata-kata seseorang?
"Habis gelap, terbitlah terang."
Ya, kata-kata di atas memang tak asing lagi di telinga wargaIndonesia, khususnya yang pernah mengkaji dan mempelajari sosok pahlawan wanitakelahiran Jepara, 21 April 1879 silam. Namanya sederhana, Kartini. Namun iamenginspirasi seluruh penjuru dunia dengan 'cahaya' dalam suratnya.
Surat-surat Kartini yang dikirimnya kepada para sahabat beliaudi Eropa, memuat begitu banyak pemikiran yang isinya notabene merupakan keluhanakan posisi kaum perempuan di Indonesia pada masa itu, masa di mana perempuansangat terbatas untuk mengenyam pendidikan.
Dulu, Kartini muda dapat dikatakan beruntung. Bila pada masanya,banyak kaum perempuan yang hanya pasrah mendapatkan diri mereka untuk dapur,sumur dan kasur. Kartini yang terlahir sebagai putri seorang Bupati Jepara padasaat itu mendapatkan privilege untuk mengenyam pendidikan, mendapatkan aksesuntuk belajar bahasa Belanda juga membaca bahkan membaca majalah wanitaBelanda, De Hollandsche Lelie.
Kartini bukanlah sosok perempuan biasa. Kecintaannya padatulisan-tulisan, koran, majalah dan buku, mampu membuat dirinya hebat dantulisannya bahkan sempat dimuat beberapa kali di majalah wanita yang sering iabaca. Ia pun dikabarkan benar-benar ingin agar Eropa (Belanda) mampumemengaruhi perempuan Indonesia saat itu agar bisa demikian hebat seperti perempuanmuda Eropa yang ia ketahui dari sumber yang ia baca.
Kartini memang hebat pada masanya. Jujur, saya pun tergugahdengan apa yang telah beliau lakukan pada masanya.
Kartini beragama muslim, sayang sejarah kegemilangan Islam padamasa Kartini belum sesemarak saat ini. Surat-surat Kartini yang dikumpulkan dandibukukan oleh rekannya, J.H. Abendanon, diberi judul "Door Duisternis tot Licht" yang secara harfiah berarti "Habis Gelap, Terbitlah Terang". Konon,kata-kata tersebut ada di surat terkahir Kartini. Konon pula, beliauterinspirasi dari sepotong ayat Al-Quran. Wallahu'alam.
Terlepas dari semua hal di atas, sungguh jika Bunda Kartinimasih ada di sini, masih bisa saya temui. Saya ingin bicara dengan beliau, lalumenyampaikan:
"Bunda, aku memahami mengapa kau begitu terpukau danterinspirasi dengan kegemilangan cahaya Eropa di jamanmu. Aku memahami mengapapula kau mengeluhkan kondisi sosial masyarakat khususnya bagi perempuan di Jawasaat itu. Aku pun paham mengapa kau ingin cahaya Eropa sampai ke Jepara.