Mohon tunggu...
June Samantha Wulandari
June Samantha Wulandari Mohon Tunggu... -

I'm just an ordinary woman with an extraordinary life journey

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Aku, Dia, dan Wanitanya

30 Juni 2014   23:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:05 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga aku lupa bahwa aku memiliki Nya. Dia yang Tak Pernah Tidur, Dia Sang Maha Tahu. Aku luput melibatkannya dalam persoalanku ini. Bahwa sesungguhnya hanya Dia lah yang mengerti apa yang terbaik bagi ku. Sampai akhirnya Dia turun tangan dan membuatku sadar siapa dia sebenarnya dan keburukan apa yang akan terjadibila aku terus berpikir egois seperti ini.

Kini, kebersamaan itu harus berakhir. Walau sakit...walau aku kembali terpuruk, tapi aku sadar, bahwa hidup ini semata hanya untukNya. RidhaNya lah yang harus aku cari. Kebahagiaan sejati hanya dari Dia lah yang Maha Pemberi. Sungguh aku begitu takabur. Begitu degil. Hingga aku tidak mampu melihat dari sudut yang lain. Dari sudut kenyataan..bukan angan2 seperti yang selama ini aku jalani.

Bahwasannya manusia tidak ada yang sempurna. Cinta lah yang membuat mereka nampak sempurna di mata yang lainnya. Sehingga mampu membutakan, dan terkadang lupa apa arti cinta sesungguhnya pada konteks kisahku ini. Cinta sarat keikhlasan...tidak egois, tidak keras kepala, dan yang terpenting, cinta hadir bukan untuk menyakiti pihak lainnya. Cinta adalah permata hati yang bersinar karena tempaan kesetiaan dan ketulusan.

Sungguh aku telah rela melepasnya..sungguh aku telah rela bahwa dia memang bukan takdirku. Bahagianya bukanlah bersamaku sebagaimana kebahagiaanku bukanlah bersamanya. Cahayaku akan datang sendiri, suatu saat nanti. Entah dalam bentuk imam yang baik, atau cukup hidup dengan peri kecilku saja. Paling tidak...kini...aku telah berbuat hal yang sdh seharusnya. Menjauhkan wanita nya dan anak2nya dari air mata dan kehancuran, karena aku.

Dan untukmu...semoga kamu bisa lebih menghargainya, mencintainya. Ingatlah dulu kamu merasa dapat bertindak adil kepadaku dan dirinya. Maka kini, belajarlah dulu apa arti adil yang sebenarnya. Apabila kamu ingin dicintai dengan sepenuh jiwanya, lalu cintailah ia dengan sepenuh jiwamu pula. Tanpa terbagi...tanpa berpaling...Ini lah adil...

Semoga kalian tetap mencintai hingga saat hembusan nafas yang terakhir. Bahagialah selalu... Semoga Allah selalu melindungi kalian.

Selamat jalan...darimu aku belajar arti keikhlasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun