Kemampuan membaca para siswa yang belum terjadi secara baik menyebabkan adanya korelasi rendahnya mutu pendidikan. Hal itu dibenarkan oleh Sitepu (1999) bahwa kebiasan membaca yang rendah oleh siswa cenderung akan memberikan dampak negatif terhadap mutu pendidikan secara nasional.
Rendahnya kemampuan membaca itu antara lain tampak pada rendahnya kecepatan efektif membaca (KEM) mereka. Hal ini merupakan salah satu indikator bahwa  pembelajaran membaca di sekolah belum maksimal, kalau tidak boleh dikatakan gagal.Â
Baca juga : Nikmatnya Membaca Buku Akan Kamu Temui Jika Kamu Melakukan Hal Ini!
Padahal, rendahnya kemahiran membaca akan sangat berpengaruh pada kemahiran berbahasa yang lain, yaitu mahir menyimak listening skills), mahir berbicara (speaking skills), dan mahir menulis (writing skills) (Tarigan: 1994).
Penggunaan pendekatan, metode, dan teknik membaca yang kurang tepat diasumsikan merupakan salah satu faktor penentu kurang maksimalnya pencapaiaan tujuan membaca di sekolah. Selain itu, alokasi waktu yang  disediakan  untuk pembelajaran masih sangat minim.Â
Akibatnya, pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh guru untuk latihan membaca siswa cenderung diarahkan hanya membaca bacaan-bacaan pendek yang terdapat dalam buku paket. Pemahaman guru terhadap kiat-kiat pengembangan membaca yang baik juga disinyalir sangat kurang.
Sementara itu, arus informasi begitu cepat dan banyak yang harus kita terima pada era globalisasi ini. Kalau tidak ingin ketinggalan informasi, tentu dibutuhkan suatu kemampuan dan keterampilan yang tepat dalam menyerap informasi itu. Apalagi para siswa, mereka juga dituntut untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan di sekolah. Untuk itu, kemampuan membaca secara cepat, tepat dan akurat sangat dibutuhkan.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, penerapan metode yang dirasa cocok untuk meningkatkan kecepatan efektif membaca (KEM) siswa. Peningkatan kecepatan efektif membaca dengan menggunakan Metode Klos, langkah-langkahnya sebagai berikut. Tahap awal merupakan pratindakan yaitu identifikasi kecepatan efektif  membaca (KEM) siswa. Langkah kedua pelaksanaan tindakan sebagai implementasi pelaksanaan metode klos.
Metode Klos itu sendiri berasal dari kata "Clozure" yaitu suatu istilah dari ilmu jiwa Gestalt, yang mempunyai pengertian bahwa pada dasarnya orang melihat bagian-bagian itu sebagai suatu keseluruhan. Dalam metode klos, pembaca diminta untuk memahami wacana yang tidak lengkap, karena bagian tertentu telah dihilangkan, akan tetapi pemahaman pembaca tetap sempurna (Kamidjan,1996).
Berdasarkan pendapat di atas, dalam Metode Klos, pembaca diminta untuk memahami wacana yang tidak lengkap karena bagian tertentu telah dihilangkan akan tetapi pemahaman pembaca tetap sempurna.Â
Bagian-bagian kata yang dihilangkan itu biasanya disebut kata ke -- an. Kata  ke -- an itu diganti dengan tanda garis mendatar atau tanda titik-titik, karena kata ke -- an bisa berupa kata benda, kata kerja, kata penghubung, dan kata lain yang dianggap penting. Tugas pembaca ialah mengisi bagian-bagian yang kosong itu sama dengan wacana aslinya.