Kir...kir....ketekir....
Suaramu ringkih memecah malam.
Lirih dalam kelam,
timbul tenggelam
menantang rembulan.
Dahulu, jika kau buka suara
itu pertanda datang nestapa
lapar dan dahaga karena panen lagi jeda.
Kebun dan ladang ,
kering kerontang.
Merangas pucuk-pucuk tetemuan,
seiring kidung tongcret kegirangan,
mengabarkan kisah kehidupan di perkampungan.
Kir...ketekir...kir...ketekir...
Kini, lirih suaramu sembarang musim.
Tak membeda panas dan hujan,
tak kenal musim panen atau bukan.
Aku jadi bertanya pada diri:
Apa suaramu mengisah misteri
tentang negeri berduka hati?
#Sibetan, 15/08/18
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H