Mohon tunggu...
Wayan Kerti
Wayan Kerti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Full Day School, Solusi Meminimalkan Anak dari Ketergantungan Gawai

9 Agustus 2018   07:56 Diperbarui: 9 Agustus 2018   08:42 1777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Maka, full day school untuk sementara hanya cocok diterapkan pada sekolah yang menerapkan proses pembelajaran single shift. Umumnya, pendidikan di SD berlangsung  seperti itu.

Berbagai permasalahan jika full day school diterapkan, harus dicarikan jalan keluarnya, diantaranya:

1. Siswa yang lapar di sore hari karena uang jajan sudah habis di waktu pagi, maka orang tua juga harus menyediakan uang jajan lebih atau bekal makanan yang cukup sampai sore hari.

2. Siswa dari keluarga kurang mampu dan keluarga tidak mampu, maka pihak sekolah bisa menerapkan sistem subsidi silang dengan mengenakan biaya makan tambahan pada siswa dari keluarga mampu untuk biaya makan tambahan yang disediakan pihak sekolah (utamanya pada sekolah-sekolah swasta). 

Solusi lain adalah pemerintah dapat mengalokasikan dana khusus untuk biaya makan tambahan bagi siswa dari kalangan keluarga kurang mampu dan dari keluarga tidak mampu.

3. Siswa merasa bosan dan capek lama berada di sekolah maka, lingkungan sekolah harus mampu menghadirkan suasana yang menyenangkan dengan kehadiran guru kreatif dan interaktif yang mampu memotivasi siswa agar betah di sekolah. 

Kegiatan belajar-mengajar di sekolah hendaklah menyenangkan dan dirindukan peserta didik yang dibarengi dengan kualitas para pengajar yang mampu mengelola pembelajaran secara kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Oleh karena itu, konsep full day school ini harus didesain dan diformulasikan dengan baik dan tepat sasaran dengan menerima dan mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak, terutama sekolah sebagai pihak penyelenggara. 

Pemerintah harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan kebutuhan siswa yang beragam, kondisi geografis dan kearifan lokal setiap daerah. Sekolah juga harus menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang bisa dipilih siswa secara representatif, nyaman dan menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun