Mohon tunggu...
Wayan Kerti
Wayan Kerti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Desa yang Bermimpi

8 Juni 2018   05:28 Diperbarui: 8 Juni 2018   05:33 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Dokumen pribadi

Hampir setahun aku nganggur. Pikiranku menjadi kacau. Tuhan berkehendak lain, ada orang yang berbaik hati namanya Pak Drinoto, seorang Danramil di Koramil Bebandem yang mengabarkan jika ada bukaan CPNS di lingkungan Kodam IX Udayana. Kabar itu tentu aku sambut baik. Aku mencoba peruntungan ikut seleksi di sana selama 6 bulan, sampai akhirnya dinyatakan lulus.

 Betapa bangga dan bahagianya diriku bisa lolos melalui tahapan seleksi yang teramat panjang, termasuk tes psikologi yang berlangsung seharian penuh. Sayang, setelah lulus dan rutin masuk ke lingkungan Rindam IX Udayana, hampir setahun SK CPNS-ku belum ada kabar beritanya. Melihat kondisiku yang seperti itu, ada lagi teman yang berbaik hati memberiku tempat bekerja di kantor dinas PU Denpasar sebagai tenaga harian. Mulailah diriku mengenal yang namanya upah. SK CPNS yang kunanti di Kodam IX Udayana perlahan-lahan terlupakan.

Dua tahun aku jalani profesi sebagai tenaga harian di bagian Binamarga Dinas PU Kota Denpasar saat itu. Sebuah profesi yang sangat berbeda dari latar belakang pendidikanku. Semua aku terima dan kucoba pelajari demi sesuap nasi.

Akhirnya, di tahun 1995 ketika bukaan tenaga pendidik dilakukan di Bali, aku disarankan mencoba melamar oleh sahabatku I Made Nadia (Alm.) ke daerah kelahiranku di Karangasem. Lagi-lagi Tuhan menunjukkan kuasanya yang maha pemurah, aku dinyatakan lulus. Bulan Desember 1995 menjadi kenangan terindah bagi perjalanan hidupku ketika aku menerima selembar SK CPNS Guru, dan ditugaskan di SMP Negeri 1 Kubu (sekitar 45 km dari kampungku).

 Tujuh tahun aku baktikan diriku di sekolah itu, sampai pada tahun 2002 dimutasi sebagai guru di SMP Negeri 2 Bebandem ( 7 km dari rumahku). Aku mencintai profesiku dengan tulus. Hampir 14 tahun lebih aku bertugas di sekolah ini. Seiring pergantian pucuk pimpinan di Karangasem, pada bulan Desember 2016 seakan menjadi mimpi buruk karena aku harus menjauh lagi kena mutasi, dengan dalih penyegaran ke SMP Negeri 1 Abang.

Kini, aku yang di lingkungan kampungku tetap terbiasa dipanggil dengan nama lama I Wayan Puja tetap mencintai profesi mulia ini sebagai seorang guru Bahasa Indonesia di tingkat SMP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun