Riuh kabar aku rengkuh,
tentang dirimu yang akan berkeluh:
                               antar rembulan, pertiwi, dan mentari
                               yang kan bercumbu di peraduan hati.
Riuh kabar terasa menggoda
tuk  mengintipmu beradu rupa
mengeja warna di angkasa raya
bersama temaram purnama kedua.
Aku termangu meratap malu,
mengintip wajahmu yang tersipu malu
dalam kelam beselimut amubu
berirama rintik -rintik hujan Kewulu.
Kegalauan hati mestikah kutanam lapang?
Ketika kumenunggumu  dalam bentang
jalan yang panjang?
Tiga puluh enam tahun,
ketika usiaku masih ranum.
Kegalauan hati mestikah aku tumpahkan
pada kaki langit yang menabur hujan?
Aku menghujat,
karna aku tersesat
'tuk mencari nikmat
dari asa yang laknat.
Maafkan aku Super Blue Blood Moon!
Aku merasa nyaman dengan bahasaku sendiri:
                             "Bulan purnama Kewulu penuh tersaji"
                              kuhaturkan sesaji-sesaji
                              ke hadapan penciptamu Hyang Widhi.
#Sibetan*31-01-2018#