MENGENANG AKU PADA WAKTU
(Untuk Istriku, Ni Made Taman)
Dahulu di tanggal tiga Januari
Kita berjanji di depan api suci
Teriring sesaji-sesaji
Dalam denting genta sang suci.
Kita sepakat tuk bersatu
Mengarungi bentangan samudera
Dengan sauh dan perahu
Belajar menjadi nahkoda.
Dalam berlayar kita bertujuan
Meraih mutiara impian
Penuh rintangan kita lalui
Mencari sang ahli, jua orang sakti
Sebutir mutiara kita rengkuh
Kau simpan tujuh setengah bulan
Lalu, runtuh nan rapuh
Kembali ke bentangan samudera.
Kita tak pernah menyerah
Tidak jua bersifat pasrah
Tuk meraih kembali mutiara
Lebur lagi dalam dekapan samudra
Ketika jelang waktunya tiba.
Perahu kita semakin rapuh
Tenaga pun tak lagi kuat mengayuh
Kita mencoba meraihnya lagi
Dengan doa-doa dan sesaji
Tuhan mendengar doa kita
Tersemai kembali sebutir mutiara
Bersemai di ragamu yang renta
Termakan batang usia.
Kini, mutiara kita telah merona
Tujuh setengah tahun memberi warna
Memberi arti akan sebuah janji
Yang terpatri di relungan hati
Semoga langgeng nan abadi.
#03-01-2003 s.d.03-01-2018*Sibetanrumahinspirasi#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H