Mohon tunggu...
Kertas Putih Kastrat (KPK)
Kertas Putih Kastrat (KPK) Mohon Tunggu... Dokter - Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022

Kumpulan intisari berita aktual // Ditulis oleh Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022 // Narahubung: Jansen (ID line: jansenjayadi)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Panas yang Melanda Asia dan Indonesia

22 Mei 2024   21:00 Diperbarui: 22 Mei 2024   21:12 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel 3. Korelasi antara meningkatnya suhu rata-rata dengan beberapa masalah kesehatan[13]/dokpri

Penulis: Muhammad Thoriq

“Kita, orang Indonesia, sudah biasa dengan panas

Kalimat ini tidak jarang kita dengarkan. Indonesia merupakan daerah yang dilewati garis khatulistiwa dan memiliki perairan yang membentuk sekitar 81% wilayah di Indonesia sehingga Indonesia memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata 23°C - 28°C.[1] Hal ini mungkin menjadi penyebab kita, sebagian besar warga Indonesia, merasa kalau panas adalah hal yang biasa. Namun, akhir-akhir ini, warga Indonesia dikhawatirkan dengan kondisi dimana beberapa wilayah di Asia sedang dilanda suhu panas sampai 45°C yang disebabkan oleh fenomena heatwave.[2] Heatwave adalah fenomena panas yang melanda suatu lokasi sehingga suhu rata-rata harian lokasi itu meningkat secara signifikan dibandingkan dengan nilai suhu maksimum dan minimum rata-rata dari suhu wilayah tersebut.[3] Deputi Bidang Meteorologi BMKG Indonesia, Guswanto, mengatakan, “Suatu lokasi dapat dikatakan heatwave apabila lokasi tersebut mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik, misalnya lima derajat celcius lebih panas dari rata-rata klimatologis suhu maksimum”.[4]

Heatwave pada umumnya terbentuk karena udara yang terperangkap pada suatu lokasi dalam periode waktu yang cukup lama. Penyebab terperangkapnya udara ini karena adanya sistem bertekanan tinggi yang menyebabkan turunnya udara, sehingga udara panas di permukaan yang seharusnya naik dan bersirkulasi tidak dapat melakukan hal tersebut. Hal ini juga menghambat laju konveksi udara yang ingin masuk sehingga tidak terjadi hujan yang dapat membantu lokasi tersebut menurunkan suhunya.[5]

Berdasarkan data dari UNICEF, fenomena heatwave ini menyebabkan lebih dari 35 juta (99% dari populasi anak) anak-anak dari Bangladesh terdampak.[6] Menteri kesehatan Thailand mengatakan bahwa heatstroke di Thailand sudah merenggut 61 nyawa dari awal tahun 2024 ini. Angka ini sudah melebihi total angka kematian yang disebabkan oleh heatstroke di Thailand pada tahun 2023 kemarin.[7] Pada tanggal 28 April, Menteri Pendidikan Filipina meliburkan sekolah selama dua hari karena dilaporkan sudah banyak siswa dan guru yang terdampak. Di Malaysia, pada tanggal 13 April 2024, telah dilaporkan ada 45 kasus heat-related illnesses dan terdapat dua korban yang nyawanya telah direnggut akibat heatstroke.[8] Tidak hanya contoh-contoh di atas, lebih banyak lagi negara yang terdampak fenomena heatwave ini. Dampak dari heatwave paling terasa ke anak-anak di negara berkembang. Panas yang ekstrem membuat jadwal pelajaran tidak teratur, tidak kondusif, dan sulit bagi anak-anak, terutama yang tinggal di daerah pedesaan. Kekurangan fasilitas seperti pendingin udara, ventilasi yang buruk, dan air minum semakin memperburuk situasi bagi daerah-daerah ini.[9]

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Berdasarkan definisi heatwave yang telah dikemukakan Guswanto, Guswanto mengatakan bahwa Indonesia tidak mengalami heatwave. Meningkatnya suhu yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan “Fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang bisa dan terjadi setiap tahun”. Selain itu, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim, Fachri Radjab, mengatakan bahwa El Nino dan pemanasan global juga merupakan faktor meningkatnya suhu di Indonesia. Compound effect dari beberapa faktor ini menyebabkan Indonesia tidak dikategorikan heatwave. Guswanto juga mengatakan bahwa peningkatan suhu di Indonesia tidak sebanding dengan negara-negara di Asia lainnya.[2]

Tabel 1. Rata-rata maksimum suhu beberapa wilayah di Indonesia pada bulan Mei tahun 2024[2,4]/dokpri
Tabel 1. Rata-rata maksimum suhu beberapa wilayah di Indonesia pada bulan Mei tahun 2024[2,4]/dokpri

Pada saat ini, sebagian wilayah Indonesia juga mulai memasuki awal musim kemarau. Data dari BMKG menjelaskan bahwa sebanyak 63,66% Zona Musim di Indonesia sedang memasuki musim kemarau dimulai dari bulan Mei hingga Agustus tahun ini.[10] Beberapa faktor ini menyebabkan anomali suhu pada bulan April tahun 2024 merupakan yang tertinggi sejak tahun 1981, yaitu sebesar 0.89°C.[11]

Gambar 2. Prediksi awal musim kemarau tahun 2024 dari 699 zona musim di Indonesia[10]/BMKG
Gambar 2. Prediksi awal musim kemarau tahun 2024 dari 699 zona musim di Indonesia[10]/BMKG

Gambar 3. Anomali suhu udara rata-rata Indonesia pada bulan April sejak tahun 1981 sampai tahun 2024.[11]/Kompas.id
Gambar 3. Anomali suhu udara rata-rata Indonesia pada bulan April sejak tahun 1981 sampai tahun 2024.[11]/Kompas.id

Bagaimana dampaknya terhadap warga Indonesia? Sejauh ini, meningkatnya suhu di Indonesia sudah merugikan berbagai aspek di Indonesia. Salah satu penyebab hal ini adalah paparan terhadap suhu yang tinggi sehingga menyebabkan heat stress yang pada akhirnya akan berkomplikasi menjadi heat-related illnesses. Jenis-jenis dari heat-related illnesses bermacam-macam, beberapa contohnya adalah heat stroke, heat exhaustion, heat syncope, heat cramps, dan heat rash.[12]

Tabel 2. Macam heat-related illnesses dan definisinya[12]/dokpri
Tabel 2. Macam heat-related illnesses dan definisinya[12]/dokpri

Heat-related illnesses ini memiliki dampak besar terhadap kesehatan masyarakat secara umum. Secara tidak langsung banyak juga hubungan antara peningkatan suhu dan masalah kesehatan lainnya.Berdasarkan riset tentang pengaruh perubahan iklim terhadap aspek kesehatan pada tahun 2021, ditemukan banyak sekali korelasi positif antara meningkatnya suhu lingkungan dan masalah-masalah kesehatan. Data selengkapnya tersaji pada tabel di bawah ini.[13]

Tabel 3. Korelasi antara meningkatnya suhu rata-rata dengan beberapa masalah kesehatan[13]/dokpri
Tabel 3. Korelasi antara meningkatnya suhu rata-rata dengan beberapa masalah kesehatan[13]/dokpri

Korelasi positif pada tabel 3 berarti jika suhu rata-rata di daerah tersebut meningkat, akan terjadi peningkatan juga pada masalah kesehatan yang bersangkutan, contohnya, jika suhu meningkat maka jumlah kejadian penyakit menular yang disebarkan melalui vektor juga akan meningkat. Banyak juga pekerja yang terhambat pekerjaannya karena peningkatan suhu. Berdasarkan data pada tahun 2019, Indonesia kehilangan sekitar 71,8 jam waktu bekerja untuk setiap orangnya. Jika diakumulasikan, jumlah jam bekerja yang hilang adalah 15 miliar jam.[14] Berkurangnya waktu bekerja ini menyebabkan Indonesia kehilangan 4-6% GDP-nya pertahun.[15] Riset yang dilakukan oleh Yovi dan Nastiti pada tahun 2022 terhadap pekerja di bidang pertanian dan perhutanan di Indonesia juga membuktikan sulitnya kondisi dan kenyataan yang harus dihadapi pekerja ini. Mereka harus beradaptasi dengan lingkungannya yang panas dan mau tidak mau harus rela dipotong gajinya serta memberikan impresi yang buruk jika tidak bisa bekerja karena panas.[16]

Gambar 4. Dampak pengambilan hari libur terhadap gaji pekerja[16]/dokpri
Gambar 4. Dampak pengambilan hari libur terhadap gaji pekerja[16]/dokpri
Gambar 5. Dampak pengambilan hari libur terhadap impresi yang mempekerjakan mereka[16]/dokpri
Gambar 5. Dampak pengambilan hari libur terhadap impresi yang mempekerjakan mereka[16]/dokpri

Suhu yang panas ini juga menyebabkan masyarakat makin banyak bergantung terhadap teknologi pendingin ruangan seperti kipas dan air conditioner. Hal ini menyebabkan tagihan listrik dari masyarakat-masyarakat membengkak. Tidak hanya listrik, tagihan air juga meningkat karena air mandi dan minum yang lebih cepat habis dari biasanya.[17] Hubungan antara konsumsi air dan peningkatan suhu lingkungan juga dapat dibuktikan melalui studi yang dilakukan pada tahun 2023 yang meneliti tentang hubungan antara faktor lingkungan dan risiko heat stress exposure. Berdasarkan studi tersebut, jika akses terhadap air bersih sulit, masyarakat akan lebih cenderung mengalami heat stress, sehingga mereka akan segera mencari air bersih untuk dikonsumsi.[18]  Selain itu, meningkatnya suhu lingkungan juga dapat meningkatkan kejadian kebakaran hutan. Kondisi yang panas membuat hutan menjadi lebih kering dan membuatnya lebih mudah untuk terbakar. Tidak hanya sampai disitu, hasil dari kebakaran hutan tersebut juga mengeluarkan emisi karbon yang nantinya akan berkontribusi terhadap peningkatan suhu global.[19]

Gambar 6. Siklus yang ditimbulkan oleh kebakaran dan perubahan iklim[19]/World Resource Institute
Gambar 6. Siklus yang ditimbulkan oleh kebakaran dan perubahan iklim[19]/World Resource Institute

Sebagai masyarakat yang tinggal di negara beriklim tropis, kita harus mengetahui bagaimana cara untuk menghadapi cuaca panas. Beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan adalah:[20-22]

1. Mencegah dehidrasi dengan minum air yang banyak

2. Menggunakan topi atau payung jika di luar

3. Menggunakan sunscreen dengan SPF minimal 30

4. Berteduh di tempat umum yang menggunakan air conditioner seperti mal

5. Jika ingin berolahraga, lakukan di pagi hari(04.00 - 07.00)

6. Menghindari minuman manis, minuman mengandung kafein, dan minuman berenergi

Selain itu, diharapkan untuk masyarakat dan pemerintah agar lebih sadar mengenai kasus perubahan iklim yang sedang melanda dunia sekarang, sehingga kita dapat bersama-sama mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di masa yang akan datang.

Referensi

1. BMKG [Internet]. BMKG; [cited 2024 May 12]. Available from: https://iklim.bmkg.go.id/bmkgadmin/storage/brosur/LEAFLETINDO.pdf  

2. Pratiwi IE. Ramai Soal “Heatwave” melanda Negara-negara asia, Apakah berpotensi terjadi di Indonesia? Halaman all [Internet]. Kompas.com; 2024 [cited 2024 May 12]. Available from: https://www.kompas.com/tren/read/2024/05/03/113000865/ramai-soal-heatwave-melanda-negara-negara-asia-apakah-berpotensi-terjadi-di?page=all

3. Heatwave [Internet]. 2023 [cited 2024 May 12]. Available from: https://wmo.int/topics/heatwave

4. Afifah MN. Kenapa Pagi Hari terasa Dingin Saat Indonesia Dilanda Suhu Panas? Ini Kata BMKG [Internet]. Kompas.com; 2024 [cited 2024 May 13]. Available from: https://www.kompas.com/tren/read/2024/05/05/080000765/kenapa-pagi-hari-terasa-dingin-saat-indonesia-dilanda-suhu-panas-ini-kata

5. What is a heat wave? [Internet]. [cited 2024 May 13]. Available from: https://scijinks.gov/heat/i09ihgu87fyaq

6. New guidelines launched to protect children and pregnant women from heat stress in Bangladesh [Internet]. [cited 2024 May 13]. Available from: https://www.unicef.org/rosa/press-releases/new-guidelines-launched-protect-children-and-pregnant-women-heat-stress-bangladesh

7. Heatstroke kills 61 in Thailand so far this year [Internet]. [cited 2024 May 13]. Available from: https://www.channelnewsasia.com/asia/heatstroke-thailand-climate-change-deaths-weather-health-4326461

8. Muthiariny DE. 5 Southeast Asian countries hit by Heat Wave; is Singapore included? [Internet]. TEMPO.CO; 2024 [cited 2024 May 13]. Available from: https://en.tempo.co/read/1862151/5-southeast-asian-countries-hit-by-heat-wave-is-singapore-included

9. Chen H, Magramo K. “blast-furnace heat every day”: Record temperatures cancel classes, widening learning gaps across Southeast Asia [Internet]. Cable News Network; 2024 [cited 2024 May 13]. Available from: https://edition.cnn.com/2024/05/09/asia/southeast-asia-heatwaves-education-school-closures-intl-hnk/index.html

10. BMKG. Prediksi Musim Kemarau tahun 2024 di Indonesia [Internet]. [cited 2024 May 13]. Available from: https://www.bmkg.go.id/iklim/prakiraan-musim.bmkg

11. BMKG. Anomali Suhu Udara Bulan April 2024 [Internet]. [cited 2024 May 13]. Available from: https://www.bmkg.go.id/iklim/anomali-suhu-udara-bulanan.bmkg?p=anomali-suhu-udara-bulan-april-2024&tag=&lang=ID

12. Heat stress related illness [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention; 2022 [cited 2024 May 13]. Available from: https://www.cdc.gov/niosh/topics/heatstress/heatrelillness.html

13. Rocque RJ, Beaudoin C, Ndjaboue R, Cameron L, Poirier-Bergeron L, Poulin-Rheault RA, Fallon C, Tricco AC, Witteman HO. Health effects of climate change: an overview of systematic reviews. BMJ Open. 2021 Jun 9;11(6):e046333. doi: 10.1136/bmjopen-2020-046333. PMID: 34108165; PMCID: PMC8191619.

14. Watts N, Amann M, Arnell N, Ayeb-Karlsson S, Beagley J, Belesova K, et al. The 2020 report of The Lancet Countdown on health and climate change: responding to converging crises. Lancet. 2021 Jan 9;397(10269):129-170. doi: 10.1016/S0140-6736(20)32290-X. Epub 2020 Dec 2. Erratum in: Lancet. 2020 Dec 14;: PMID: 33278353.

15. Urban heat stress in Indonesia (1983-2016) [Internet]. 2024 [cited 2024 May 13]. Available from: https://preparecenter.org/resource/urban-heat-stress-in-indonesia-1983-2016/#:~:text=Heat%20stress%20

16. Novi EY, Nastiti A, Kuncahyo B [Internet]. GDPC; 2022 [cited 2024 May 12]. Available from: https://preparecenter.org/wp-content/uploads/2022/12/Indonesia-Heat-Perceptions-Research-by-E.Yuliati-2022.pdf

17. Perubahan iklim: BMKG sebut Sebagian Wilayah Indonesia memasuki Musim Kemarau – Bagaimana Cuaca Panas Berdampak Terhadap Masyarakat Miskin? [Internet]. BBC; [cited 2024 May 13]. Available from: https://www.bbc.com/indonesia/articles/cj7m9xgk3gxo

18. Alayyannur PA, Ramdhan DH, Tejamaya M. Environmental Factors that are at Risk of Heat Stress Exposure to Fishermen in Indonesia. IJOSH [Internet]. 2023 Feb. 28 [cited 2024 May 12];12(1SI):20-4. Available from: https://e-journal.unair.ac.id/IJOSH/article/view/39541

19. MacCarthy J, Richter J, Tyukavina S, Weisse M, Harris N. Data Terbaru Mengonfirmasi: Kebakaran Hutan Semakin Memburuk [Internet]. [cited 2024 May 13]. Available from: https://wri-indonesia.org/id/wawasan/data-terbaru-mengonfirmasi-kebakaran-hutan-semakin-memburuk

20. Heatwaves: How to stay cool [Internet]. World Health Organization; [cited 2024 May 13]. Available from: https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/heatwaves-how-to-stay-cool

21. Extreme heat safety [Internet]. [cited 2024 May 13]. Available from: https://www.redcross.org/get-help/how-to-prepare-for-emergencies/types-of-emergencies/extreme-heat-safety.html

22. Rokom. Berikut Tips menghadapi Cuaca Panas Tak Biasa [Internet]. 2023 [cited 2024 May 13]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230425/3842822/berikut-tips-menghadapi-cuaca-panas-tak-biasa/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun