Bagaimana dampaknya terhadap warga Indonesia? Sejauh ini, meningkatnya suhu di Indonesia sudah merugikan berbagai aspek di Indonesia. Salah satu penyebab hal ini adalah paparan terhadap suhu yang tinggi sehingga menyebabkan heat stress yang pada akhirnya akan berkomplikasi menjadi heat-related illnesses. Jenis-jenis dari heat-related illnesses bermacam-macam, beberapa contohnya adalah heat stroke, heat exhaustion, heat syncope, heat cramps, dan heat rash.[12]
Heat-related illnesses ini memiliki dampak besar terhadap kesehatan masyarakat secara umum. Secara tidak langsung banyak juga hubungan antara peningkatan suhu dan masalah kesehatan lainnya.Berdasarkan riset tentang pengaruh perubahan iklim terhadap aspek kesehatan pada tahun 2021, ditemukan banyak sekali korelasi positif antara meningkatnya suhu lingkungan dan masalah-masalah kesehatan. Data selengkapnya tersaji pada tabel di bawah ini.[13]
Korelasi positif pada tabel 3 berarti jika suhu rata-rata di daerah tersebut meningkat, akan terjadi peningkatan juga pada masalah kesehatan yang bersangkutan, contohnya, jika suhu meningkat maka jumlah kejadian penyakit menular yang disebarkan melalui vektor juga akan meningkat. Banyak juga pekerja yang terhambat pekerjaannya karena peningkatan suhu. Berdasarkan data pada tahun 2019, Indonesia kehilangan sekitar 71,8 jam waktu bekerja untuk setiap orangnya. Jika diakumulasikan, jumlah jam bekerja yang hilang adalah 15 miliar jam.[14] Berkurangnya waktu bekerja ini menyebabkan Indonesia kehilangan 4-6% GDP-nya pertahun.[15] Riset yang dilakukan oleh Yovi dan Nastiti pada tahun 2022 terhadap pekerja di bidang pertanian dan perhutanan di Indonesia juga membuktikan sulitnya kondisi dan kenyataan yang harus dihadapi pekerja ini. Mereka harus beradaptasi dengan lingkungannya yang panas dan mau tidak mau harus rela dipotong gajinya serta memberikan impresi yang buruk jika tidak bisa bekerja karena panas.[16]
Suhu yang panas ini juga menyebabkan masyarakat makin banyak bergantung terhadap teknologi pendingin ruangan seperti kipas dan air conditioner. Hal ini menyebabkan tagihan listrik dari masyarakat-masyarakat membengkak. Tidak hanya listrik, tagihan air juga meningkat karena air mandi dan minum yang lebih cepat habis dari biasanya.[17] Hubungan antara konsumsi air dan peningkatan suhu lingkungan juga dapat dibuktikan melalui studi yang dilakukan pada tahun 2023 yang meneliti tentang hubungan antara faktor lingkungan dan risiko heat stress exposure. Berdasarkan studi tersebut, jika akses terhadap air bersih sulit, masyarakat akan lebih cenderung mengalami heat stress, sehingga mereka akan segera mencari air bersih untuk dikonsumsi.[18] Â Selain itu, meningkatnya suhu lingkungan juga dapat meningkatkan kejadian kebakaran hutan. Kondisi yang panas membuat hutan menjadi lebih kering dan membuatnya lebih mudah untuk terbakar. Tidak hanya sampai disitu, hasil dari kebakaran hutan tersebut juga mengeluarkan emisi karbon yang nantinya akan berkontribusi terhadap peningkatan suhu global.[19]
Sebagai masyarakat yang tinggal di negara beriklim tropis, kita harus mengetahui bagaimana cara untuk menghadapi cuaca panas. Beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan adalah:[20-22]
1. Mencegah dehidrasi dengan minum air yang banyak
2. Menggunakan topi atau payung jika di luar