Ditambah dengan adanya pandemi, rumah sakit di Afghanistan pun dipenuhi dengan pasien.6 selain pasien terkonfirmasi COVID-19, korban luka akibat serangan-serangan yang terjadi pada masa krisis ini juga akan memenuhi rumah sakit. Â Tentu ini juga akan menjadi tugas yang berat bagi tenaga kesehatan di Afghanistan.
COVID-19 juga dikhawatirkan dapat menimbulkan masalah kesehatan di kemah-kemah pengungsian warga Afghanistan. Dengan perkemahan yang padat dan kurangnya akses sanitasi dan kesehatan, COVID-19 akan lebih mudah untuk menyebar di antara para pengungsi Afghanistan. Terlebih beberapa negara yang menampung para pengungsi Afghanistan juga memulangkan kembali para pengungsi tersebut ke Afghanistan akibat memburuknya kondisi COVID-19 di negara-negara tersebut.8,9
Yang sudah dan akan dilakukan berbagai pihak dalam menanggapi perpindahan kekuasaan di Afghanistan
Banyak negara yang terpanggil untuk membantu warga Afghanistan. mereka melakukan berbagai upaya untuk menciptakan kedamaian dan keamanan bagi masyarakat Afghanistan.
Beberapa negara seperti Iran dan Pakistan menampung pengungsi-pengungsi dari Afghanistan. PBB sendiri memutuskan tetap tinggal di Afghanistan untuk memberikan bantuan dalam menjaga keamanan dan stabilitas negara tersebut serta memberikan bantuan-bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Afghanistan yang membutuhkan.10,11
Indonesia juga diminta untuk melakukan berbagai upaya untuk membantu krisis kemanusiaan yang terjadi di Afghanistan. Pakar Hukum Internasional Indonesia, Hikmahanto Juwana, menjelaskan bahwa Indonesia harus memberikan bantuan kepada Afghanistan. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, bertemu dengan perwakilan Taliban di Doha, Qatar, pada Kamis, 26 Agustus 2021.Â
Menlu Retno menyampaikan pentingnya perlindungan dan penghormatan terhadap perempuan di Afghanistan, pemerintahan yang inklusif, dan keamanan dari organisasi-organisasi teroris yang mungkin menjamur di Afghanistan. Beliau juga membahas hal tersebut dengan perwakilan khusus dari Amerika Serikat, Zalmay Khalilzad, serta Menlu dan Perdana Menteri Qatar.Â
Pada kondisi yang rentan seperti ini, bukan saatnya saling menyalahkan atau terburu-buru berpihak pada organisasi atau negara yang terkait. Yang paling penting adalah memastikan bahwa masyarakat Afghanistan terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, terjamin keamanan dan kebebasannya, serta kesejahteraan bagi masyarakatnya.12,13
Penulis: Hanifa Aulia QurotaayunÂ
Referensi:
Bloch H. A look at Afghanistan's 40 years of crisis - from the Soviet war to Taliban recapture. National Public Radio [Internet]. 2021 Aug 19 [cited 2021 Aug 27]. Available from: https://www.npr.org/2021/08/19/1028472005/afghanistan-conflict-timeline
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!