Mohon tunggu...
Kertas Putih Kastrat (KPK)
Kertas Putih Kastrat (KPK) Mohon Tunggu... Dokter - Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022

Kumpulan intisari berita aktual // Ditulis oleh Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022 // Narahubung: Jansen (ID line: jansenjayadi)

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Perekonomian Indonesia di Masa Pandemi, Terpurukkah?

15 Mei 2020   19:28 Diperbarui: 15 Mei 2020   20:30 6644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan salah satu negara dengan perkembangan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Bagaimana tidak, Indonesia telah berhasil menumbuhkan perekonomiannya setelah melewati krisis finansial pada akhir dekade 1990. Pada saat ini, Indonesia masuk ke dalam 10 besar tingkat perekonomian dalam kekuatan daya beli. Selain itu, Indonesia juga telah berhasil mengurangi angka kemiskinan dengan mengurangi hampir setengah dari populasi miskin sejak tahun 1999 menjadi 9,4% pada tahun 2019.(1)

Namun demikian, terhitung Mei 2020, masih cukup banyak penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia per tahun 2019 adalah sekitar 267 juta jiwa. 

Dari total populasi tersebut, BPS menyatakan bahwa terdapat sekitar 25,14 juta jiwa yang hidup dalam kemiskinan dan sekitar 20,6% dari seluruh populasi Indonesia rentan untuk jatuh pada kemiskinan. Salah satu penyebabnya adalah pendapatan mereka yang berada di garis batas kemiskinan nasional.(2)

Strategi perencanaan ekonomi Indonesia untuk menanggulangi masalah ini sendiri dibagi menjadi 5 segmen dalam jangka waktu pelaksanaan sejak tahun 2005 hingga 2025. Tiap segmen tersebut dinamakan RPJMN atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang berdurasi selama 5 tahun dan tiap segmen tersebut memiliki prioritasnya masing-masing. 

Pada segmen 2015 -- 2020, RPJMN fokus kepada (1) pengembangan dan pembangunan infrastruktur dan (2) program-program sosial yang berhubungan dengan edukasi dan pelayanan kesehatan. Pergantian fokus ranah kerja mengizinkan lebih banyak investasi di berbagai sektor yang dapat berdampak kepada masyarakat miskin.(1)

Sayangnya, dengan datangnya pandemi COVID-19 serta ditetapkannya berbagai regulasi yang dikeluarkan pemerintah untuk menanggulangi pandemi tersebut, ekonomi menjadi salah satu sektor yang terkena dampak. Meredupnya beberapa sektor industri serta ketenagakerjaan memberikan pengaruh besar dari sisi prospek ekonomi dan kegiatan ekonomi masyarakat. Akibatnya, sektor-sektor tersebut harus menerapkan strategi khusus untuk keberlangsungan perekonomian tiap sektor.

Keadaan Ekonomi Indonesia pada Pandemi COVID-19

Asian World Bank memperkirakan Indonesia akan mengalami pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)--yang terdiri dari total nilai jasa dan produksi barang--sekitar 2,5% pada tahun ini. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2019 yang mencapai angka peningkatan PDB hingga 5,02%. 

Penurunan tersebut disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang berhasil menghantam konsumsi rumah tangga yang merupakan komponen terbesar dalam PDB di Indonesia.(1,3) Berbeda halnya dengan PDB, terdapat kabar yang menjanjikan di sektor inflasi. BPS mencatat inflasi tahunan hingga April 2020 berada pada angka 2,67%. Asian World Bank sendiri memperkirakan tingkat inflasi Indonesia per akhir tahun 2020 berkisar pada angka 3%. (4,5)

Gambar 1. Grafik pertumbuhan PDB Indonesia Sumber foto: The World Bank. The world bank in indonesia: overview [internet]. Washington: The World Bank. 2020 April 7 [cited 2020 May 06]. Available from adb.org
Gambar 1. Grafik pertumbuhan PDB Indonesia Sumber foto: The World Bank. The world bank in indonesia: overview [internet]. Washington: The World Bank. 2020 April 7 [cited 2020 May 06]. Available from adb.org
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa pandemi COVID-19 telah memberikan dampak cukup besar kepada perekonomian di Indonesia. 

Pemerintah telah mencoba menerapkan kebijakan untuk menjaga ketersediaan kebutuhan pokok serta pembebasan tarif listrik untuk beberapa pelanggan dalam rangka mengurangi tekanan inflasi pada masa pandemi COVID- 19 di Indonesia, dan kebijakan tersebut terhitung cukup berhasil. Meskipun begitu, beberapa sektor telah terkena dampak yang signifikan akibat pandemi ini. (4,5)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun