Mohon tunggu...
Kertas Putih Kastrat (KPK)
Kertas Putih Kastrat (KPK) Mohon Tunggu... Dokter - Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022

Kumpulan intisari berita aktual // Ditulis oleh Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022 // Narahubung: Jansen (ID line: jansenjayadi)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Melihat Kembali KTT G20 2017 di Hamburg

14 Juli 2017   21:21 Diperbarui: 15 Juli 2017   10:41 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 merupakan suatu konferensi internasional yang dihadiri oleh G20 (Group of Twenty). G20 yang telah didirikan sejak 1999 ini menjadi forum dimana 19 negara beserta Uni Eropa yang perekonomiannya terbesar di dunia berdiskusi mengenai masalah keuangan dan ekonomi di dunia. 

Kesembilanbelas negara tersebut yakni Amerika Serikat, Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Cina, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, dan Turki. 

Dengan ini G20 mengantongi sekitar 80% persen produk domestik bruto (gross domestic product; GDP) dunia dan menaungi sekitar dua pertiga populasi dunia. Para kepala negara dan kepala pemerintahan dari negara-negara G20 tersebut akan bertemu dalam KTT G20 yang diadakan setiap tahun.

KTT G20 2017 yang diadakan di Hamburg, Jerman pada tanggal 7-8 Juli ini terbilang cukup besar karena jumlah delegasi yang mendaftar jauh lebih banyak dari KTT G20 sebelumnya. Namun Raja Arab Saudi, Salman, batal hadir. Angela Merkel selaku Kanselir Jerman sekaligus tuan rumah acara ini menilai tantangan terbesar selain jumlah pesertanya adalah mengenai sengketa dan perbedaan pandangan yang begitu besar dalam isu-isu sentral. Isu-isu sentral tersebut yang cukup besar adalah terorisme, perubahan iklim, dan proteksionisme.

Perubahan Iklim

Isu perubahan iklim menjadi isu yang cukup ramai diberitakan dan banyak mengundang aksi demonstrasi besar-besaran. Salah satu penyebabnya adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang telah mengumumkan bahwa Amerikat Serikat akan mundur dari Perjanjian Iklim Paris 2015 sejak Juni lalu. Perjanjian Paris tersebut berisi kesepakatan untuk menjaga kenaikan temperatur global jauh di bawah 2'C (3,6'F) dan diusahakan maksimal pada 1,5'C. Alasan Trump adalah ia melihat Perjanjian Paris tersebut akan merugikan Amerika Serikat karena menyebabkan AS kehilangan GDP sebesar US$3 triliun dan 6,5 juta lapangan kerja. Selain AS, 18 negara lain dan Uni Eropa tetap memutuskan untuk berkomitmen pada Perjanjian Paris 2015.

Terorisme dan Beberapa Isu Lainnya

Perlawanan terhadap terorisme dan isu lainnya seperti politik kesehatan, pemberdayaan perempuan atau isu pengungsi menurut Merkel lebih mudah dibahas sehingga ia merasa "sangat optimis".

Proteksionisme

Kesepakatan lain yang terjalin dalam KTT G20 ini adalah para pemimpin negara sepakat untuk melawan proteksionisme dan untuk mempromosikan praktik perdagangan yang adil. Proteksionisme merupakan paham bahwa ekonomi dalam negeri harus dilindungi pemerintah dari persaingan luar negeri (menurut KBBI). Kesepakatan ini juga selaras dengan dorongan IMF, Bank Dunia, juga WTO karena terbukanya ekonomi global akan memperkecil perbedaan pendapatan dan standar kehidupan di berbagai negara di dunia. Proteksionisme dapat menyebabkan perekonomian melemah, contohnya AS yang menerapkan proteksionisme sejak terpilihnya Donald Trump sebagai presiden. Efeknya adalah bursa saham AS dan Eropa menurun.

Demonstrasi Besar-Besaran

Sebagaimana perkiraan polisi di Hamburg, KTT G20 2017 akan diwarnai demonstrasi besar-besaran dan berpotensi ricuh. Sekitar 100.000 pengunjuk rasa turun ke jalan dengan aksi yang beragam. Salah satu aksi yang menarik dilakukan oleh seribu orang, berpenampilan seperti 'zombie', mempertunjukkan aksi teatrikal yang ditujukan untuk mengajak warga dunia agar ikut mengubah lingkungan dan masa depan menjadi lebih baik. Diperkirakan sekitar 8.000 orang berunjuk rasa secara ekstrem dan membuat kericuhan dengan senjata rakitan, menjadi alasan kepolisian Jerman untuk menurunkan 20.000 personel.

Demonstrasi menjadi bentuk protes warga dalam menentang G20 karena mereka beranggapan bahwa para perwakilan negara yang hadir tidak mewakili kepentingan kemanusiaan, terutama karena sebelumnya sudah ada isu perpecahan dalam Perjanjian Paris 2015 mengenai perubahan iklim. Isu lain yang menjadi alasan protes mereka adalah konflik di Suriah dan Ukraina, yang keduanya melibatkan Rusia, dan perebutan dominansi Arab Saudi dengan Iran di Timur Tengah, serta memburuknya hubungan antara Turki dan Jerman. -Risya Amelia Rahmawanti

Referensi

G20

KTT G20 di Hamburg berlangsung di tengah kerusuhan

G20, KTT Penuh Paradoks

Pimpinan Negara G20 Akan Bertemu di Jerman, Apa yang Dibicarakan?

Amerika Serikat mundur dari kesepakatan iklim Paris 2015

KTT G20 Diprotes Ribuan 'Zombie'

Hasil KTT G20, Pimpinan Negara Sepakat Perangi Proteksi Perdagangan

Efek Proteksionisme Trump, Bursa Saham AS dan Eropa Terpuruk

Demo di Sekitar KTT G20 Diwarnai Kericuhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun