Belakangan ini masyarakat Bali sering disuguhi demonstrasi Bali Tolak Reklamasi, bahkan dukungan Bali Tolak Reklamasi menyeruak dari pelosok desa hingga ke seberang samudra. Berdasarkan berita berita di media masa dan elektronik, menurut penulis tuntutan mereka adalah menolak pembangunan properti atau pemukiman di sekitar perairan dangkal termasuk hutan mangrove teluk Benoa. Menolak perubahan fungsi perairan dangkal teluk Benoa menjadi pemukiman.
Jumlah demonstran Bali Tolak Reklamasi pun makin hari makin banyak, mulai dari orang tua sampai anak anak, mulai dari pusat kota sampai pelosok desa.Â
Hal diatas membuat penulis merasa ingin tahu apa yang sebenarnya sudah dan sedang terjadi di kawasan ini. Seperti biasa penulis yang sangat terbatas pengetahuannya mencoba menggunakan citra satelit untuk melihat kawasan ini, berikut beberapa citra satelit kawasan ini selama 14 tahun.
Citra satelit di bawah ini adalah citra satelit kawasan yang disebut teluk Benoa pada tahun 2015. Sudah terlihat hasil pembangunan jalan tol Bali Mandara. Jalan tol atas laut pertama di Indonesia.
Pada tahun 2015, pembangunan di kawasan pesisir selatan teluk Benoa sangat pesat terbukti dengan pemukiman yang padat seperti yang ditunjukan citra satelit di bawah ini:
Kalau asumsi penulis benar, lalu sampai sejauh manakah kawasan perairan dangkal teluk Benoa yang dimaksud?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H