Mohon tunggu...
Angkatan Keris 18
Angkatan Keris 18 Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Official Keris 18 Surabaya Selatan

Taqwa, Intelektual, Profesional

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Batik dalam Dialisat Dunia, Segmentasi Pasar Budaya

2 Oktober 2019   11:35 Diperbarui: 2 Oktober 2019   12:24 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangga dengan Negara Indonesia yang mempunyai banyak kekayaan alam, budaya, flora dan fauna. Keanekaragaman sangat banyak di Negeri ini, sehingga tidak heran jika banyak dari mancanegara yang penasaran dan berkunjung langsung ke Negara kita, terutama batik. 

Batik sendiri merupakan warisan nenek moyang Indonesia (Jawa) yang sampai saat ini masih ada. Perlu diketahui Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.

Meliha batik sendiri adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam (cairan) pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan tersendiri. 

Batik oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan Untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009, maka dari itu pada tanggal 2 Oktober biasanya diperingati hari batik nasional (Baca: Batik UNESCO).

Sejatinya bilamana batik ini terus dikembangkan dan mengedukasi dalam setiap sektor pendidikan, maka tidak heran jika batik ini sangat familiar dan berimbas pada sektor industri sehingga dampaknya akan memperbaiki perekonomian Indonesia. 

Era sekarang saat ini sudah memasuki era globalisasi yang mana dunia industri dan pasar bebas sudah bergerak dalam negara-negara. Indonesia yang diunggulkan hanyalah budaya-budaya dari Negara Indonesia itu sendiri, melihat dalam segi teknologi, bidang kajian keilmuan, literasi, sampai sumber daya manusianya, bangsa kita masih tertinggal dari kategori bangsa yang hidup di Negara-negara maju (Baca: Kaleidoskop Pendidikan Nasional). 

Apalagi pada Tahun 2014, Indonesia kembali mendapatkan sorotan dari dunia atas prestasinya tentang batik, yakni dengan menetapkannya Kota Yogyakarta sebagai kota batik dunia. 

Ini semuanya adalah contoh kecil dari beberapa banyaknya kekayaan-kekayaan yang ada pada Negara Indonesia, jika bangsa Indonesia ini mau menggali lagi potensi-potensi yang ada pada budaya di Indonesia, maka dampaknya sangat jelas akan terimplikasi pada sektor industri, perekonomian dan sektor-sektor lainya.

wallhul Muwafiq ila Aqwamit Thariq
Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun