Mohon tunggu...
Toro Donpre
Toro Donpre Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger and Writer

Writer and Blogger on http://Ponselku.id

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

BBM Naik, Siapa Takut?

27 Agustus 2014   23:52 Diperbarui: 8 Oktober 2019   14:22 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Wacana kenaikan BBM sudah digemborkan hampir setiap tahun. Tahun ini lebih heboh lagi karena dalam masa transisi kepada Pemerintahan Baru Jokowi-JK. Rakyat kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi, antrian masyarakat di sejumlah POM Bensin di beberapa daerah sampai meluber, hingga aksi mahasiswa yang menyandera truk tanki BBM milik pertamina. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Menurut informasi dari kementrian ESDM, BBM bersubsidi "bukan langka",  sebenarnya ada hanya saja jumlahnya tidak mencukupi sampai akhir tahun, sehingga disiasati untuk melakukan penghematan di sejumlah daerah untuk tetap terjaga ketersediaannya.

"Menteri ESDM menyatakan bahwa hingga semester pertama tahun 2014, realisasi penyaluran BBM Bersubsidi mencapai 22,91 juta kilo liter (KL) lebih tinggi dari kuota yang direncanakan sebesar 22,81 juta KL. Sementara pada periode yang sama pada tahun 2013 sebesar 22,74 juta KL." "Kenaikan volume BBM bersubsidi ini antara lain disebabkan oleh pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), dalam 3 tahun terakhir, rata-rata angka penjualan mobil mencapai 1,1 juta unit per tahun motor 7,6 unit per tahun. Sementara untuk tahun 2014, target penjualan mobil adalah 1,25 juta unit dan target penjualan motor 8 juta unit."

Dampak Kenaikan BBM bagi Masyarakat:

  • Jelas masyarakat miskin sangat terbebani, karena kenaikan BBM akan serta merta menaikan segala kebutuhan pokok.
  • Meskipun Pemerintah melakukan langkah penyesuaian seperti kebijakan menaikan gaji PNS, memberikan subsidi khusus (BLT) tetapi tidak dapat memberikan kebahagian dan kepuasan bagi sebagian besar rakyat.
  • Akibat kenaikan kebutuhan pokok, akan menimbulkan kesenjangan sosial dan meningkatkan angka kemiskinan.
  • Dampak kenaikan BBM juga akan meningkatkan angka kriminalitas, meskipun tidak berkaitan secara langsung.
  • Demo dimana-mana, jelas akan menghambat produktifitas dan tentu saja kemacetan.

Lalu, Bagaimana jika BBM tidak dinaikan?

  • Pemerintah akan kesulitan membiayai pembangunan, pendidikan, infrastruktur, dan lain sebagainya, karena APBN digerus melampaui batas untuk subsidi BBM.
  • Negara akan stagnan tanpa kemajuan yang berarti.
  • Rakyat juga tidak semakin produktif karena lapangan kerja yang terbatas.
  • Lemahnya daya saing baik dalam maupun luar negeri.

Memang kebijakan yang sangat dilematis. Namun menurut hemat penulis, ada beberapa opsi yang mungkin dapat diterapkan berkaitan dengan naik atau tidaknya BBM. Berikut opini saya: 

1. BBM tidak dinaikan dengan syarat Pemerintah harus menggenjot pendapatan di segala sektor, terutama Pajak. PBB dan Pajak kendaraan bermotor dinaikan untuk menaikan pendapatan. Dan menurut informasi, bahwa pengemplang pajak di sektor pertambangan sangat besar dan diperkirakan cukup menutupi kebutuhan akan subsidi BBM. 

2. BBM dinaikan menjadi Rp. 8000, namun tetap ada alokasi untuk subsidi yang diberikan bagi rakyat kecil. Hal ini dapat dilakukan dengan cara hanya memberikan izin bagi pengecer-pengecer kecil membeli BBM bersubsidi di Pom Bensin dengan menunjukan kartu, tentu saja dengan batasan. Ini sudah diterapkan di beberapa daerah. Perizinan pengecer dibatasi dan diperketat, dimulai dari izin RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, dan bermuara pada dinas yang ditunjuk. Pengecer hanya mendapatkan izin untuk membeli BBM bersubsidi di Pom Bensin terdekat. Artinya, satu izin tidak dapat berpindah-pindah Pom Bensin untuk mendapatkan BBM bersubsidi. Sehingga alokasi subsidi dapat terkontrol. 

3. BBM tetap dinaikkan dan Pemerintah membuka rekening donatur bagi siapapun warga Indonesia untuk membantu meringankan beban pemerintah, karena untuk kemajuan negara secara signifikan dibutuhkan anggaran yang besar pula. Hal ini juga pernah dilakukan di Korea Selatan, dimana rakyatnya dapat memberikan sumbangan kepada negara berupa emas, perhiasan, ataupun uang tunai. 

4. BBM tidak dinaikan, namun pemerintah menyiapkan energi alternatif dan menghentikan import kendaraan bermotor yang menggunakan BBM. Ini adalah keputusan yang sangat berani! Seperti kita tahu bahwa, Jepang merupakan penguasa dibidang otomotif Indonesia, dan hutang terbesar kita adalah ke Jepang. Energi alternatif dapat berupa gas, biofuel, listrik, dan sebagainya. Memang, sebagian masyarakat awam tidak mau tahu akan kesulitan pemerintah, mereka hanya berpandangan bahwa kenaikan BBM adalah kegagalan pemerintah yang tidak mampu mensejahterakan rakyatnya. Sehingga peran kaum intelektual sangat diperlukan untuk mengedukasi dan memberikan solusi terbaik baik pemerintah dan masyarakat.

Referensi:

Aplikasi Antivirus Android Terbaik  Gratis

Sekolah Model Terbaik di Indonesia

Sehat.fun

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun