Dikisahkan pada sore temaram yang ndak terlalu jingga, kere ayem diajak si kumbang jantan jalan-jalan menyusuri bagian kecil nusantara yang katanya sudah bukan tanah surga lagi, di sana sini bertebaran pendapat tentang pertentangan adanya Tuhan, sifat Tuhan malah ada pembela Tuhan yang mayak, seakan Tuhan seperti kerupuk yang perlu dijaga agar ndak remuk di injak jaman.
Obrolan dua makhluk yang mengaku makhluk Tuhan itu diawali dengan kepulan asap rokok mirip di konser musik dangdut
"Andai saja Tuhan di Nusantara ini cuma satu jenis pasti ndak ada yang namanya bom di gereja, ndak ada namanya bom di masjid, ndak ada orang perang gara-gara goyangan erotisnya Dewi Persik hahahhaa" celoteh sikumbang jantan
"Kamu nglindur apa mabuk to mbang, kok tiba-tiba mikir tentang Tuhan yang ndak nampak? kita ini kan wong cilik, wong pemerintah aja ndak mau mikir yang jelas-jelas nampak seperti lumpur lapindo yang masih dilupakan, belum lagi skandal century yang nampak jadi menguap, belum lagi kemiskinan yang merajalela, kok kamu malah mikir yang ndak nampak" timpal kere ayem , si kumbang garuk-garuk kepala mendengar kata-kata kere ayem "lha itu aja pak presiden juga gontok-gontokan masalah curhat via sms dan BBM yang juga ndak nampak jelas, sek perasaan aku tadi ngomong masalah Tuhan to kang, kok jadi mbelok ke politik itu gmn to?"
Senja makin gelap segelap hati sebagian warga miskin bogor dan garut yang kartu jaminan kesehatan warga miskinnya di cabut, malam telah siap dijemput, obrolan dua makhluk Tuhan yang ndak sexy kaya mulan jameela itu berlanjut, " Saya sebenarnya punya angan-angan ini sudah lama lho kang kere, tapi saya takut kalo ngomong ntar di seret terus di jotosi sama group pembela Tuhan yang hampir mirip sama Front yang sekarang mulai sibuk merazia tempat hiburan karena mau puasa, begini kang Tuhan kan maha baik, jadi ndak mungkin dunk Dia menciptakan neraka untuk menyakiti hambanya?lagian orang-orang berperilaku buruk yang katanya banyak dosa seperti kita kan juga ndak minta sifat buruk..semua kan disetting dari sananya kang?"si kumbang berceloteh sambil memandangi jalanan aspal yang banyak lubang, kere ayem angguk-angguk"kalo di logika semua kan perlu keseimbangan to mbang, kalo ada buruk pasti ada baik, Tuhan sudah mengatur semuanya dengan adil yang sama dengan isi pancasila sila kelima yang sayangnya belum dicapai di Indonesia ini mbang, lagian kalo ndak ada neraka kapan yang bejat-bejat macam kita ini mau tobat??logikanya keputusan mau jadi baik itu tergantung manusianya mbang"
Si Kumbang rupanya kurang puas dengan jawaban kere ayem sama kurang puasnya  rakyat atas putusan sidang paripurna DPR/MPR , "berarti kalo begitu Tuhanmu jahat ya kang, kalo menurutku Tuhanku itu sangat baik, kalo kita di saat ini belum bisa jadi baik maka setelah mati disuruh hidup lagi kalo masih belum bisa berkelakuan baik terus keburu mati ya disuruh hidup lagi di dunia sampai bisa menjadi manusia yang baik kemudian mati masuk surga atau nirwana, jadi neraka itu memang ndak ada kang.". kere ayem menggeleng "entahlah mbang..kalo seperti pemikiranmu sebab Tuhan itu tak bisa ditebak, mana yang benar atau salah langkahnya hanya bisa di ketahui oleh masing-masing jiwa"
Bruak!!!!!Kere ayem dan si kumbang jantan ternyata menabrak seorang wanita setengah baya yang sudah marah mirip istrinya pak ruhut sitompul yang hendak menggugat, "makanya kalo naik sepeda pake mata mas jangan nglamun aja, biar selamat sampai tujuan dan ndak mencelakai orang lain!!!" Kere ayem tersenyum kecut, sedang si kumbang tergeletak terdiam.(kra
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI