Sebagai relawan, saya melihat komunitas pendidikan sebenarnya bisa menjadi tempat belajar nyata bagi calon guru. Mereka bisa eksperimen tanpa takut disalahkan. Didukung karakteristik dan cakupan murid serta relawan yang lebih luas dibanding sekolah. Belum lagi, calon guru lebih punya banyak waktu untuk menganalisis masalah sosial yang timbul. Calon guru bisa leluasa menuangkan idenya, karena komunitas biasanya tidak ada senioritas. Mereka bekerja sukarela, untuk sebuah visi misi yang sama.
Tapi, jika di negara ini, administratif (re: sertifikat, surat keterangan) masih menjadi capaian atau pendukung utama. Saya harap, komunitas pendidikan nantinya bisa juga mudah mendapat legalitas.
Saya optimis, mahasiswa calon guru bukanlah mereka yang buru-buru---masih ada mereka, yang memang melihat isu pendidikan dari hati. Pun kurikulum merdeka, seperti namanya, "semoga bukan hanya memayungi lembaga pendidikan besar, tapi merdeka juga bagi komunitas pendidikan rintisan untuk kolaborasi sambil belajar."
16 Mei, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H