Mohon tunggu...
Renita Yulistiana
Renita Yulistiana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan

I wish I found some better sounds no one's ever heard ❤️😊

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mempelajari Syukur dari Sosok Tante Lala

27 Maret 2022   23:43 Diperbarui: 27 Maret 2022   23:45 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya dihentikan pada sebuah video podcast Denny Sumargo bersama Tante Lala: perempuan yang belakangan mencuri perhatian saya dan warganet. Perbincangannya ringan, tapi deep. Beruntung, saya sempat menontonnya sebelum tidur---alhasil mengubah pola pikir menulis saya.

Sebelumnya, saya sudah siapkan draft tulisan panjang. Hasil perjalanan ke Jawa Timur dari sudut pandang personal. Bagus, untuk sebuah tulisan yang pilu---layaknya pasar seseorang yang baru putus cinta lah. 

Narasinya kuat, menggambarkan jika saya orang paling menderita sedunia. Menyedihkan! Cocok untuk sebuah kisah tragis dan menggugah pembaca untuk iba. 

Setelah membaca ulang, saya putuskan untuk menghapusnya dan lanjutkan menulis draft satunya saja: soal pendidikan.

***

Usia Tante Lala, tidak terpaut jauh dengan saya---ia lebih muda kisaran satu dua tahun. Selama bincang durasi tiga puluh menitan, saya tidak mendengar keluhan yang berarti. 

Padahal, saya merangkum banyak titik terendah darinya: kehilangan orangtua, ditinggalkan suami, mengurus anak seorang diri, dan pencari nafkah tunggal. Namun, ia menceritakannya dengan begitu enteng.

Berkaca pada diri, Tante Lala menjadi sosok yang saya kagumi. Hidupnya tidak neko-neko, prinsipnya jelas, dan selalu positif dengan hidup. Pada kasusnya, saya menangkap jika keadaan bisa memaksa kita untuk kuat. 

Rafa: anaknya, adalah "keadaan" yang selalu disebut Tante Lala dalam sepanjang video. Rafa, ibarat nyawa baginya. Lumrahnya kasih sayang seorang ibu kepada anak.

Di balik sosok Tante Lala yang sudah berhasil menjadikan kelamnya hidup sebagai hiburan---saya yakin, ada proses panjang bagi Tante Lala untuk bisa berdamai dengan masa lalu. Apalagi terdapat pengulangan di beberapa hal, yang tidak mengenakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun