Mohon tunggu...
KEPIK FEB UNDIP
KEPIK FEB UNDIP Mohon Tunggu... Freelancer - BEM FEB Undip 2020, Kabinet Melodi Juang.

Kebijakan Publik BEM Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tahun Politik Datang, Sayup Hoaks Berkumandang

6 Maret 2019   16:53 Diperbarui: 6 Maret 2019   17:17 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dok. BEM FEB UNDIP

Melalui informasi yang diperoleh dari katadata, konten bermuatan politik merajai dalam pernyebaran hoaks dalam kurun waktu  bulan Juli -- September 2018. Hal ini menunjukkan bahwasanya konten hoaks adalah senjata yang dinilai cukup ampuh dalam kontestasi pemilihan umum. Bahkan dalam pemilihan presiden di Brazil, isu hoax yang dipropagandakan Jail Bolsonaro atas lawan politiknya Fernando Haddad mampu membuat ia menang dalam kontestasi politik praktis tersebut.

sumber: tirto.id
sumber: tirto.id
Berdasarkan survei oleh NYU dan Priceton University, di Amerika perlu diketahui bahwa penyebar hoaks paling besar adalah warga berusia 65 tahun atau lebih, besarnya mencapai 11% dan usia 18 sampai 29 tahun hanya 3%. Menariknya pola tersebut mirip dengan apa yang terjadi di Indonesia.

Bukannya kalian juga merasakan? Bahwa faktor usia berpengaruh dalam penyebaran hoaks. Dan mengerucut ke bawah pada generasi muda? Karena orang tua cenderung tumbuh ketika berita masih dikonsumsi melalui media cetak, sehingga melalui proses redaksional. Masih tersaring secara profesional. Sedangkan kini informasi berhamburan melebur tanpa saringan, dari berbagai arah dan pada tujuan tertentu. Bukan hanya generasi tua, namun mereka yang memiliki literasi rendah juga sangat rentan dengan hoaks.

Sebagai mahasiswa yang diharapkan memiliki literasi digital baik, sepatutnya kita mampu mengkaji kebenaran informasi yang kita terima. Generasi muda dapat beradu argumen dengan penyebar hoaks; menggunakan metode akademis, maupun umum melalui verifikasi portal media yang lebih kredibel and well-established.  

Kita seharusnya memiliki pikiran kritis untuk mencerna informasi, seperti dalam menelaah kredibilitas sumber berita tertentu. Terutama jika suatu hoaks viral itu provokatif dan tidak rasional. Kita perlu menggali kembali kebenaran bukti-bukti yang seringkali adalah fabrikasi orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan memiliki tujuan yang buruk. Dan bukan hanya diam dan tau, tapi juga menyuarakan lantang kebenaran ini ke publik agar berita hoaks provokasi tidak menyebar sehingga menyesatkan masyarakat luas.

Kemampuan generasi muda untuk mengkritik dengan cerdik, sekalipun kepada orang-orang tua, sangat diperlukan sehingga konten negatif dapat dicegah. Daripada menuduh pihak di sana atau sini salah, memecah belah kebangsaan dan merusak marwah dari Bhinneka Tunggal Ika, lebih baik kita gunakan waktu itu untuk  lebih produktif. Seperti membaca buku ataupun melakukan tabayyun terhadap setiap berita yang ada.

SUMBER
Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online]
Tirto.id
Kompas.com
Tempo.co
Mastel.id
Katadata.co.id
Tirto.id
Detik.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun