Mohon tunggu...
Muhammad Ardyan Sidiq
Muhammad Ardyan Sidiq Mohon Tunggu... Konsultan - Wiraswasta

Blogger generalist

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengapa Jalan Aspal Sering Rusak di Musim Hujan?

28 November 2024   14:31 Diperbarui: 28 November 2024   14:36 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Jalan aspal adalah infrastruktur penting dalam mendukung transportasi dan ekonomi. Namun, di daerah tropis seperti Indonesia, musim hujan menjadi tantangan besar untuk pemeliharaan jalan. Hujan yang intens dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada permukaan jalan aspal, mengarah pada pembentukan lubang, gelombang, dan retakan. Tidak hanya mengganggu aktivitas transportasi, kerusakan ini juga meningkatkan risiko kecelakaan serta memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi. Artikel ini membahas analisis ilmiah penyebab utama kerusakan jalan aspal saat musim hujan dan solusi yang dapat diterapkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. 

Faktor Penyebab Kerusakan Jalan Aspal di Musim Hujan 

Peran Air dalam Kerusakan Jalan

Air merupakan faktor utama yang berkontribusi pada kerusakan jalan aspal. Saat hujan deras, air bisa meresap melalui retakan kecil pada lapisan aspal. Air yang terperangkap di bawah lapisan aspal (subgrade) dapat mengurangi kekuatan tanah sebagai fondasi jalan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Putra et al. (2020), kelembaban subgrade yang meningkat hingga 15% dapat mengurangi kekuatan tanah hingga 50%. Hal ini mempercepat proses degradasi jalan, menyebabkan retakan dan lubang lebih cepat terbentuk.

Kualitas Material yang Tidak Sesuai

Pemilihan material yang tidak memenuhi standar juga merupakan faktor penyebab utama kerusakan. Aspal berkualitas rendah memiliki daya rekat yang rendah dan mudah terkelupas saat terkena air. Berdasarkan standar SNI 03-1737-1989, campuran aspal panas harus memiliki stabilitas minimal 800 kg untuk memastikan kekuatannya terhadap beban dan kondisi cuaca ekstrem. Penggunaan material yang tidak memenuhi standar ini akan memperpendek umur jalan secara signifikan, terutama pada musim hujan yang memperburuk kelemahan material tersebut.

Kegagalan dalam Sistem Drainase

Sistem drainase yang buruk adalah faktor yang memperparah kerusakan jalan. Drainase yang tidak memadai menyebabkan air hujan tidak bisa mengalir dengan lancar, mengakibatkan genangan air di permukaan jalan. Genangan ini dapat mempercepat kerusakan lapisan aspal dan meningkatkan risiko deformasi subgrade. Studi yang dilakukan oleh Xu et al. (2019) menunjukkan bahwa jalan dengan sistem drainase yang buruk memiliki umur pakai 30% lebih pendek dibandingkan jalan yang dirancang dengan drainase yang baik.

Beban Berlebih pada Jalan

Kendaraan berat, seperti truk dengan muatan berlebih, memperburuk kondisi jalan aspal, terutama yang telah terpapar air. Menurut perhitungan dalam AASHTO Pavement Design, beban kendaraan yang melebihi kapasitas dapat meningkatkan tekanan pada lapisan aspal hingga 40%, yang pada akhirnya mempercepat terjadinya retakan dan kerusakan.

Dampak Kerusakan Jalan Aspal 

Gangguan Transportasi dan Ekonomi

Kerusakan jalan menghambat mobilitas barang dan orang, yang berdampak langsung pada efisiensi logistik dan perekonomian. Bank Dunia (2020) melaporkan bahwa biaya logistik di Indonesia mencapai 24% dari PDB, yang sebagian besar disebabkan oleh infrastruktur jalan yang buruk. Kerusakan jalan juga mengarah pada peningkatan waktu tempuh dan biaya transportasi.

Risiko Kecelakaan

Jalan yang rusak meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi pengguna kendaraan roda dua. Berdasarkan data dari Korlantas Polri (2023), sekitar 15% kecelakaan lalu lintas di Indonesia disebabkan oleh kondisi jalan yang buruk. Lubang dan genangan air meningkatkan potensi kendaraan tergelincir atau kecelakaan lainnya.

Biaya Perbaikan yang Tinggi

Kerusakan jalan akibat hujan memerlukan biaya pemeliharaan yang besar. Kementerian PUPR Indonesia mencatat bahwa anggaran tahunan untuk pemeliharaan jalan mencapai Rp15 triliun, dengan sebagian besar digunakan untuk memperbaiki kerusakan akibat hujan.

Solusi untuk Mencegah Kerusakan Jalan di Musim Hujan

Penerapan Material Aspal Berkualitas

Penggunaan aspal berkualitas tinggi, seperti aspal modifikasi dengan aditif polimer atau karet, dapat meningkatkan daya tahan terhadap air. Penelitian oleh Zhang et al. (2021) menunjukkan bahwa aspal modifikasi memiliki ketahanan terhadap kelembaban yang 25% lebih tinggi dibandingkan aspal biasa, membuatnya lebih cocok untuk daerah yang sering diguyur hujan.

Perencanaan Drainase yang Baik

Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, perencanaan drainase yang efektif sangat penting. Sistem drainase yang baik akan memastikan air hujan dapat mengalir dengan lancar, menghindari genangan yang merusak permukaan jalan. AASHTO merekomendasikan kemiringan permukaan jalan minimal 2% untuk memastikan aliran air yang optimal.

Pemeliharaan Rutin

Melakukan pemeriksaan rutin dan perbaikan pada retakan kecil sebelum musim hujan tiba akan mengurangi risiko kerusakan besar di kemudian hari. Pemeliharaan preventif terbukti jauh lebih hemat biaya dibandingkan dengan perbaikan besar setelah kerusakan parah terjadi (Putra et al., 2020).

Pengaturan Beban Kendaraan

Penerapan regulasi yang lebih ketat terkait batasan beban kendaraan yang melintasi jalan akan mengurangi tekanan yang diberikan pada lapisan aspal, memperpanjang umur jalan. Pengawasan terhadap muatan truk dan kendaraan berat lainnya juga penting untuk menjaga kualitas jalan.

Studi Kasus: Kerusakan Jalan Aspal di Musim Hujan

Contoh konkret kerusakan jalan aspal selama musim hujan dapat dilihat pada Jalan Nasional Trans-Sumatera. Jalan ini sering mengalami kerusakan akibat kombinasi material yang tidak sesuai dan drainase yang buruk. Pada tahun 2022, proyek perbaikan besar-besaran menggunakan aspal modifikasi berhasil mengurangi tingkat kerusakan hingga 40% dalam tahun pertama (Kementerian PUPR, 2023).

Kesimpulan dan Ajakan

Kerusakan jalan aspal di musim hujan adalah masalah kompleks yang melibatkan faktor teknis, material, dan perencanaan infrastruktur. Dengan mengimplementasikan solusi berbasis penelitian seperti penggunaan material berkualitas, perencanaan drainase yang baik, dan pemeliharaan rutin, kerusakan jalan dapat diminimalkan. Dengan meningkatkan kualitas jalan, kita tidak hanya melindungi infrastruktur, tetapi juga mendorong kelancaran transportasi dan memperkuat perekonomian negara.

Referensi:

  • Putra, A. S., et al. (2020). Impact of Moisture Content on Subgrade Strength. Journal of Civil Engineering, 45(2), 120-130.
  • Xu, L., et al. (2019). The Effect of Poor Drainage on Pavement Life. International Journal of Pavement Engineering, 30(1), 88-95.
  • Zhang, Y., et al. (2021). Evaluation of Polymer Modified Asphalt Performance. Materials Science and Engineering, 55(4), 215-230.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun