Penyebab: Akibat dari tekanan beban yang tinggi, kualitas campuran aspal yang tidak sesuai, dan perawatan yang kurang baik.
Referensi: Berdasarkan studi oleh Li et al. (2021) dalam "Analysis of Rutting in Asphalt Pavements under Heavy Traffic Loads", rutting sering terjadi pada daerah dengan volume lalu lintas tinggi dan kualitas campuran yang tidak optimal (Li, Y., et al., 2021).
Studi Kasus: Pada proyek jalan tol di Bandung, rutting teramati pada 20% jalan yang diuji, dengan kedalaman rata-rata 4 cm, yang mengindikasikan kebutuhan perbaikan campuran aspal (Kurniawan, R., 2023).
3. Potholes (Lubang Jalan)
Deskripsi: Potholes adalah kerusakan berupa lubang yang terbentuk di permukaan jalan, biasanya di area yang sering mengalami pembekuan dan pencairan.
Penyebab: Kerusakan biasanya disebabkan oleh retak yang membesar akibat air yang meresap ke dalam aspal dan pembekuan.
Referensi: Penelitian oleh Zhang et al. (2019) dalam "Mechanisms and Repair Methods for Potholes in Asphalt Pavements" menjelaskan bahwa potholes sering terjadi akibat akumulasi air dan siklus pembekuan (Zhang, H., et al., 2019).
Studi Kasus: Pada evaluasi jalan di Surabaya, potholes ditemukan pada 15% dari jalan yang diteliti, dengan ukuran bervariasi antara 10 hingga 25 cm, menunjukkan perlunya sistem drainase yang lebih baik (Aditya, N., 2022).
4. Bleeding
Deskripsi: Bleeding adalah fenomena di mana lapisan permukaan aspal menjadi terlalu licin karena kelebihan bitumen yang muncul ke permukaan.
Penyebab: Terjadi karena campuran aspal yang terlalu banyak bitumen atau kualitas agregat yang tidak memadai.