Mohon tunggu...
Robby Hadisubrata
Robby Hadisubrata Mohon Tunggu... -

Human Potential Consultant, Professional Trainer & Writer

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Only The Right People

11 Juli 2013   06:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:43 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear Sahabats,

Baru-baru ini aku baru mengikuti pelatihan tentang ke-HRD-an.
Ada satu perkembangan baru dalam dunia HRD, yang cukup menarik perhatianku.

Yang semula dikenal dengan istilah “People is Resource”,
dan kemudian berubah menjadi “People is Asset”,
kini berubah menjadi “Only The RIGHT People is Asset”.

Dashyat.



"Only The RIGHT People is Asset"

Jika bukan “The RIGHT People”, maka bukan ASSET bagi perusahaan.
Jika bukan “The RIGHT People”, maka bisa jadi BEBAN bagi perusahaan.

Dashyat.

Sahabats yang penuh cinta,

Jika boleh aku mengandaikan perusahaan sebagai sebuah TUBUH,
yang terdiri dari berbagai bagian tubuh yang berbeda TEMPATBENTUKFUNGSI-nya.

Sebuah kaki ditempatkan di bagian bawah tubuh,
dengan bentuknya yang unik, untuk berfungsi sebagai sebuah kaki.

Dan tidak ada bagian tubuh lainnya,
yang bisa menggantikan fungsi sebuah kaki seoptimal kaki itu sendiri.

Demikian juga jika kaki tersebut ditempatkan di posisi tangan,
difungsikan sebagai tangan, tentu tidak akan optimal.

Dashyat.
Demikian juga saat kita berbicara tentang perusahaan,
yang terdiri dari berbagai bagian yang berbeda posisi, tugas & tanggungjawabnya.

Hanya jika kita bisa menempatkan tiap karyawan,
di posisi, tugas & tanggungjawab yang TEPAT dengan dirinya sendiri,

maka dia bisa OPTIMAL bekerja,
maka dia bisa disebut “the RIGHT people”,
maka dia bisa disebut “Asset”.

Dashyat.

Sahabats perhatikan baik,

Seorang bijak pernah bertutur,

“Yang paling mengenal dirimu sendiri,
adalah dirimu sendiri.”

Ya,
seharusnya memang demikian.

Tapi,
seringkali kutemukan tidak demikian.

Beberapa waktu lalu aku pernah keliling ke seluruh cabang,
melakukan pelatihan baik kepada tenaga penjual ataupun manajemen cabang.

Dan seringkali aku menemukan,

banyak Sahabats tidak mengetahui KELEBIHAN dirinya sendiri,
banyak Sahabats tidak mengetahui PASSION dirinya sendiri,
banyak Sahabats tidak mengetahui DIRINYA sendiri.

Dan akibat dari itu,

banyak Sahabats tidak bekerja di posisi yang sesuai dengan KELEBIHAN dirinya sendiri,
banyak Sahabats tidak bekerja di posisi yang sesuai dengan PASSION dirinya sendiri,
banyak Sahabats tidak bekerja di posisi yang sesuai dengan DIRINYA sendiri.

Akhirnya,

banyak Sahabats tidak bisa OPTIMAL bekerja,
banyak Sahabats tidak bisa disebut “the RIGHT people”,
banyak Sahabats tidak bisa disebut Asset,

Malahan bisa-bisa menjadi BEBAN perusahaan.

Dashyat.

Kuteringat seorang Sahabats,
walau kuliahnya jurusan Accounting & pernah bekerja di bagian Accounting,
dia mulai menyadari bahwa dirinya tidak suka bekerja di belakang meja,
dia akhirnya menyadari penuh bahwa dirinya adalah tipe “orang lapangan”.

Oleh karenanya,

dia FOKUS hanya mengambil pekerjaan yang sifatnya “lapangan”,
lalu dia mendaftar NGO, PBB & ditugaskan ke area2 terpencil seperti Aceh, Palu dan sebagainya,
dan hasilnya dia SUKSES, hidupnya berkelimpahan hingga sekarang.

Dan masih banyak lainnya,
Seorang yang introvert bekerja sebagai tenaga penjual.
Seorang yang tidak teliti bekerja sebagai keuangan.
Seorang yang bertype “pelaksana” bekerja sebagai atasan.

Dashyat.

Akhirnya Sahabats,

Jika boleh menyimpulkan,
menurutku salah satu kunci keberhasilan dalam hidup adalah MENGENAL DIRI SENDIRI,
yang berbicara mengenai pengetahuan akan apa yang menjadi kelebihan, kekurangan & karakter dirimu.

Dan,
semakin cepat kita mengetahuinya,
semakin cepat kita untuk FOKUS mengembangkannya,
semakin cepat kita mencapai KESUKSESAN.

Jadi,
sebuah pertanyaan yang harus direnungkan oleh setiap kita,
yang mungkin menjadi AKAR PENYEBAB ketidaksuksesan dalam pekerjaan kita saat ini,

Are We (already) The RIGHT People ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun