Mohon tunggu...
Kenzo Mansula
Kenzo Mansula Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "Veteran" YOGYAKARTA,Prodi Ilmu Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia sebagai Negara Bebas-Aktif di Tengah-Tengah Konflik Rusia-Ukraina

7 Desember 2024   23:59 Diperbarui: 8 Desember 2024   00:04 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendekatan ini sejalan dengan budaya diplomasi Indonesia yang menekankan kekeluargaan dan negosiasi damai.Kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia dan Ukraina merupakan langkah konkret untuk meredakan ketegangan dan mendorong solusi damai.

Selain itu, Indonesia juga menawarkan bantuan kemanusiaan kepada Ukraina yang sedang menghadapi krisis akibat invasi. Pendekatan ini mencerminkan strategi soft power Indonesia, di mana dukungan moral dan kemanusiaan diberikan tanpa harus melibatkan diri dalam konflik secara langsung.

Meskipun demikian, kebijakan Indonesia tidak luput dari kritik. Beberapa pengamat menilai bahwa sikap netral Indonesia dapat dianggap tidak tegas dalam menghadapi pelanggaran terhadap kedaulatan negara.

Indonesia dituntut untuk lebih vokal dalam mengecam agresi Rusia, terutama karena prinsip non-intervensi yang diusung selama ini dapat meredupkan kredibilitas Indonesia di mata dunia.Selain itu, ada tekanan dari kekuatan besar, seperti Amerika Serikat dan sekutunya, yang mengharapkan Indonesia untuk lebih berpihak pada Ukraina.

Namun, Indonesia memilih untuk menjaga keseimbangan dengan tetap menjalin hubungan baik dengan kedua pihak yang bertikai, mengingat hubungan historis dan ekonomi yang telah lama terjalin dengan Rusia maupun Ukraina.Indonesia telah menunjukkan bagaimana prinsip politik luar negeri bebas-aktif dapat diterapkan dalam situasi konflik yang kompleks seperti perang Rusia dan Ukraina.

Melalui pendekatan diplomatik yang berfokus pada dialog, bantuan kemanusiaan, dan solusi damai, Indonesia berusaha memenuhi kepentingan nasionalnya tanpa kehilangan peran aktif di kancah internasional.Namun, tantangan untuk mempertahankan posisi netral sekaligus memberikan dampak nyata dalam penyelesaian konflik tetap menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia.

Dalam situasi dunia yang semakin multipolar, fleksibilitas dan konsistensi dalam menerapkan prinsip bebas-aktif akan menjadi kunci bagi Indonesia untuk terus berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas global.

Dalam menghadapi konflik Rusia-Ukraina, Indonesia telah menunjukkan peran sebagai "penyeimbang tengah" yang menonjolkan nilai-nilai multilateral, hukum internasional, dan pragmatisme diplomasi. Pendekatan ini bukan hanya konsisten dengan doktrin bebas-aktif, tetapi juga mencerminkan adaptasi Indonesia terhadap realitas geopolitik yang terus berkembang.

Ke depan, Indonesia perlu terus memperkuat posisinya sebagai mediator netral di kancah internasional, dengan fokus pada pembangunan perdamaian global dan perlindungan kepentingan nasional. Diplomasi berbasis nilai ini akan memperkokoh peran Indonesia sebagai kekuatan menengah yang dihormati di dunia internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun