Mohon tunggu...
Kenya Hilda Sari
Kenya Hilda Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - she/her. Mahasiswa Hubungan Internasional semester 6.

Kenya Hilda Sari NIM 5191611014 Mata Kuliah Keamanan Global

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Konflik Rusia-Ukraina dalam Perspektif Keamanan Global

8 Maret 2022   10:17 Diperbarui: 8 Maret 2022   12:39 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Selain itu karena Presiden Ukraina saat ini Volodymyr Zelenskyy yang berasal dari Ukraina tengah, dan pro-Uni Eropa sehingga setiap kebijakan dan keputusan yang diambil nya cenderung ke barat, karena ingin segera bergabung dengan Uni Eropa dan NATO. 

Vladimir Putin semakin panas ketika mengetahui NATO memiliki agenda dan prospek yang semakin kuat di Eropa Timur , dan akan mendirikan pangkalan NATO di perbatasan Ukraina. Isu bahwa Rusia akan menginvasi sudah santer terdengar pada November 2021. 

Bahkan Presiden AS Joe Biden sudah memberikan peringatan, jika Rusia menginvasi Ukraina maka akan ada sanksi ekonomi dari negara-negara barat. Pada bulan Januari 2022, Pasukan Rusia telah terpantau melakukan latihan militer dia semua matra, baik darat, laut dan udara bersama dengan Belarusia. 

Analisa Perang Rusia-Ukraina dalam Konsep Keamanan Tradisional 

Konsep Keamanan secara tradisonal memiliki makna terbebas dari bahaya, ketakutan. Jika berbicara konsep keamanan maka tentu kita juga bisa mengaitkan nya melalui perspektif realisme dimana studi keamanan tradisional lebih terfokus pada urusan militer, senjata, rudal, nuklir. Melalui perspektif realisme studi keamanan dapat dijelaskan bagaimana hubungan antar negara dalam sebuah istilah “power” dimana, terdapat empar asumsi dasar realisme (Jackson & Sorensen: 1999) 

Asumsi Pertama adalah, kaum realisme pesimis memandang sifat alami manusia. Bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak bisa puas, dan akan mementingkan dirinya sendiri demi kepentingan mereka sendiri. Saya merasa asumsi ini cukup mewakili, bahwa keputusan Rusia untuk menginvasi Ukraina juga dikarenakan kepentingan Rusia di wilayah Eropa Timur. 

Asumsi Kedua, asumsi dasar kaum realisme pesimis meyakini bahwa hubungan internasional hanya bersifat konfliktual, bahwa konflik internasional hanya bisa diselesaikan melalui perang, memperkuat militer, dan alutsista seperti rudal balistik, tank, kapal tempur, pesawat tempur, dan juga memperbanyak jumlah personil militer. 

Melalui asumsi ini, perilaku kedua negara yang telah mempersiapkan kemampuan militer di area perbatasan sejak akhir 2021 memang sudah mengisyaratkan akan terjadi perang, ditambah lagi mobilisasi 100.000 pasukan militer Rusia yang mulai berjaga di dekat Ukraina Timur Donetsk. 

Asumsi Ketiga, yaitu Pandangan kaum realisme masih menunjung tinggi keamanan nasional dan keberlangsungan hidup negara. Maksudnya adalah ditengah kondisi hubungan internasional yang anarkis hanya diri sendiri yang sanggup menolong(self-help). 

Saya melihat kecenderungan Rusia juga melakukan asumsi ini bahwa, mereka harus memprioritaskan keamanan nasional mereka sebelum NATO dan Amerika melakukan ekspansi ke wilayah Rusia. 

Mereka juga memiliki pandangan yang skeptis bahwa kemampuan negara adalah segala nya dalam politik internasional, karena kemampuan negara yang kuat sanggup memahami tingkah laku hubungan internasional, hal tersebut terlihat bagaimana Rusia tidak ingin kehilangan supremasi nya atas negara-negara pecahan nya dan dominasi nya di wilayah Eropa Timur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun