Tahun pertama kami puasa dan lebaran dalam sunyi.
Tahun pertama aku menggunakan e-banking.
Tahun pertama aku benar-benar ikut berkebun dan memelihara bungaku sendiri.
Tahun pertama anak-anak punya hewan peliharaan (kelinci).
Tahun pertama dalam hidupku aku tidak terserang flu selama setahun (biasanya setahun empat atau lima kali)
Mendekati akhir tahun itu, order menulis dan menerjemahkan mulai masuk. Tidak banyak, tapi sungguh kusyukuri.
Beberapa bulan terakhir, aku mulai santai bila harus berbelanja. Kami tetap berusaha sebanyak mungkin di rumah, tapi aku nggak lagi takut seperti awal pandemi. Di awal pandemi, aku akan resah semalaman bila esoknya harus keluar rumah. Sekarang, aku merasa biasa-biasa saja bila harus (harus lho ya) keluar rumah dengan tetap menjalankan prokes.
Dear Covid-19,
Aku tahu kamu meminta kami melambat atau bahkan berhenti sejenak dan mengingat kembali apa yang penting. Aku tahu meski kelihatan seperti bencana, kamu adalah bagian dari alam yang sama alamiahnya dengan air dan udara, api dan erupsi. Hanya saja, karena kami ceroboh, dan yah... bebal, semua jadi berlarut-larut. Â Kini kami sadar kami harus menyesuaikan diri, mencari cara agar bisa berdamai denganmu.
Dear Covid-19,
Aku tahu kamu nggak akan lenyap sepenuhnya. Tapi aku harap kami segera menemukan cara efektif untuk menghadapimu. Aku berharap hidup berputar seperti dulu lagi, meski aku tahu nggak akan sama. Ya, nggak akan sama. Aku sendiri nggak akan menjalani hidup dengan cara yang sama. Aku akan tetap mempertahankan cara-cara yang kusadari lebih baik berkat kamu, seperti mencuci tangan dan memakai masker. Juga berbelanja seminggu sekali dan sepedaan bersama keluarga.