Ngoleksi yang Mana, Ya? (Tips Memilih Tanaman Hias untuk Pemula)
Pandemi membawa fenomena unik yang nggak disangka-sangka, salah satunya kegilaan terhadap tanaman hias. Masuk akal, sih berhubung pandemi memaksa kita banyak di rumah dan otomatis kita pengin membuat rumah secantik dan senyaman mungkin. Salah satu cara yang sehat dan mudah ya itu tadi; menghadirkan tanaman hias.
Masalahnya, bagi mereka yang baru-baru sajaa gandrung tanaman gara-gara terseret arus pandemi, memilih tanaman buat dikoleksi membawa kebingungan tersendiri. Ada ribuan jenis tanaman hias, sementara kita nggak mungkin mengadopsi semuanya, kan? Kita punya ketebatasan lahan, tenaga, serta anggaran. Jadi, apa saja yang harus jadi pertimbangan?
1. Pilih yang Bikin Happy
Seperti saran Marie Kondo untuk menata rumah, pilihlah tanaman yang 'memancarkan kebahagiaan'. Nggak masalah bila yang bikin Anda kesengsem justru tanaman murah macam bunga kertas (zinnia). Sah-sah juga bila yang yag memikat hati bukanlah si janda bolong yang lagi ngetren. Selera tiap orang berbeda dan jatuh cinta memang nggak butuh alasan, ya kan?
2. Pilih yang Perawatannya Mudah
Ini sangat penting buat pemula. Tanaman yang 'riwil', butuh perawatan ekstra, dan mudah mati bisa bikin frustrasi hobiis. Tanya-tanya aja sama teman atau anggota grup pecinta tanaman hias di medsos apakah tanaman yang Anda incar mudah dirawat? Perhatikan sifat tanaman itu. Ada yang doyan matahari langsung, ada yang maunya ditempatkan di keteduhan. Ada yang minta disiram sehari sekali, ada yang justru busuk bila medianya terlalu lembap. Kita bakal belajar seiring waktu. Untungnya sebagian besar tanaman mudah dirawat. Contoh tanaman yang nggak manja adalah kerokot dan lili paris.
3. Membeli Waktu
Saat membeli tanaman, selain membeli tanaman itu sendiri, sebenarnya kita membeli waktu. Anggrek seharga tiga ratus ribu mungkin terasa mahal dan Anda tergoda untuk membeli anakannya yang murah. Namun, Anda harus tahu, butuh satu hingga dua tahun sebelum Anda bisa menikmati bunganya (itu juga kalau si anggrek tumbuh dengan baik).Â
Malah ada yang sampai empat atau lima tahun. Lebih baik membeli tanaman yang sudah berbunga atau nyaris berbunga. Selain untuk memastikan tanaman tersebut benar-benar bisa berbunga, Anda bisa langsung menikmati kecantikannya. Ini berlaku juga untuk tanaman daun.Â
Anda mungkin mempertimbangkan untuk membeli tanaman yang sudah rimbun alih-alih yang masih selembar atau dua lembar. Kecuali, Anda memang sanggup bersabar dan menikmati proses mereka tumbuh.
4. Sesuaikan dengan Karakter dan Kondisi Anda
Apakah Anda sibuk? Apakah Anda gampang bosan? Apakah rumah Anda cukup luas? Apakah sinar mataharinya cukup? Jika Anda sibuk --bahkan pelupa---sampai nggak sempat untuk menyiraminya tiap hari, ada baiknya Anda memilih tanaman yang tidak butuh banyak air, seperti sukulen.Â
Bila Anda tidak punya lahan terbuka dan semua tanaman bakal tinggal di dalam rumah, coba cari yang nggak butuh banyak sinar matahari seperti sirih gading atau anthurium.Â
Bagaimana bila Anda gampang bosan dan nggak banyak waktu? Coba cari apakah ada yang menyewakan tanaman di sekitar Anda. Ya, iya sih tanamannya bukan milik Anda, tapi Anda tetap bisa menikmatinya, kan?
5. Sesuaikan dengan Anggaran
Ini yang paling penting: kita boleh jatuh cinta, tapi jangan sampai buta. Kalau kantong Anda tebal, nggak masalah membeli tanaman yang harganya jutaan. Tapi kalau cicilan rumah belum lunas, SPP anak juga masih membebani, kita kudu tegas dalam menjaga prioritas.Â
Konyol deh, menuruti hobi tapi kebutuhan utama terabaikan, apalagi sampai ngutang-ngutang. Ingat, seperti kegemaran lain, kepincut tanaman ini kalau dituruti nggak bakal ada habisnya. Jangan sekali-sekali berpikir, 'Ah, ini kan investasi, ntar kalau udah besar bisa dijual lebih mahal.' Kenyataannya harga tanaman 'tren' bisa sangat fluktuatif. Yang sekarang berharga jutaan, bisa anjlok hingga puluhan ribu saja. Selain itu, tanaman rentan mati --bahkan bila Anda sudah merawatnya sesuai petunjuk.Â
Apakah anggaran mepet berarti kita nggak bisa memelihara tanaman sama sekali? Nggak. Malah, sebenarnya banyak cara murah untuk mendapat dan merawat tanaman. Meminta kepada teman atau tetangga --selama caranya baik-baik dan mereka nggak keberatan---bisa menjadi langkah untuk memulai. Kadang ada pula pembagian bibit tanaman secara gratis. Nah, Anda tinggal mendaftar. Untuk pot, Anda bisa membeli yang murah atau memakai wadah yang ada. Pupuk bisa dibuat dari kompos sisa sayur dapur. Hemat dan ramah lingkungan.
Nah, sudah siap memulai hobi baru dan menambah koleksi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H